Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sistem tubuh manusia, otak menjadi komponen vital karena merupakan sumber dari sistem saraf. Otak juga dibagi menjadi dua hemisfer, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Hemisfer merupakan belahan otak yang masing-masing memiliki fungsi. Belahan tersebut dikenal dengan belahan otak kanan dan otak kiri. Hal ini kemudian memberikan perbedaan otak kiri dan kanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berawal dari buku Drawing on the Right Side of the Brain tahun 1979, yang mempopulerkan konsep otak kanan dan otak kiri. Otak kanan diidentikan dengan memiliki kreativitas yang tinggi. Sedangkan, otak kanan diidentikan dengan detail dan pandai menganalisis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otak bagian kanan manusia cenderung berfungsi untuk hal-hal yang berkaitan dengan emosi dan rasa. Otak kanan memiliki kemampuan imajinatif untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru. Otak kanan mampu mengingat informasi secara lebih alamiah daripada otak kiri. Seperti Hirofumi Iwashiro, konduktor musik orkestra di Jepang, yang mampu mengingat notasi musik dalam sekali membaca.
Otak bagian itu memiliki kemampuan sosialisasi yang tinggi. Dengan demikian, manusia yang cenderung menggunakan otak kanan lebih mudah bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Walaupun dipandang tidak begitu pintar di akademik, namun mereka memiliki kreativitas dan intuisi yang tinggi untuk mengembangkan bakatnya. Manusia berotak kanan diidentikan dengan pribadi yang ramah, hangat, dan terkadang memiliki emosi yang tinggi.
Menurut Abd. Kadir dalam buku Misteri Otak Kiri Manusia (2010), manusia dengan otak kanan memiliki gaya komunikasi yang cenderung ceria dan menggunakan pengandaian atau penggambaran.
Pekerjaan yang cocok bagi orang yang cenderung menggunakan otak kanan antara lain manager, seniman, desain grafis, desain interior, psikolog dan konselor, serta guru.
Otak kiri berada di bagian kiri otak manusia. Otak kiri cenderung memiliki kemampuan untuk berlogika. Orang yang memiliki kecenderungan dominan menggunakan otak kiri akan mendapat pola dengan cara berpikir logis untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Otak kiri memiliki karakteristik untuk berpikir dengan cara berlawanan dengan emosi dan lebih bersifat objektif. Sehingga, otak kiri sering diidentikkan dengan memiliki pola pikir berpikir yang rasional dan berbasis fakta.
Menurut Kadir (2010), terdapat gaya komunikasi yang dimiliki oleh orang yang cenderung menggunakan otak kiri, yaitu berbicara secukupnya, terstruktur, berdasarkan fakta dan data, memilih kata sesuai dengan topik, sedikit menggunakan bahasa tubuh, dan jarang menunjukan ekspresi.
Sara Mahuron dari Chron.com berpendapat bahwa manusia yang cenderung menggunakan otak kiri cocok berprofesi sebagai pengacara, insinyur akuntan, akademisi, dan seorang pemrogram komputer.
Dengan demikian, terdapat perbedaan otak kanan dan otak kiri. Setiap orang memiliki kecenderungannya masing-masing. Namun, ketika keduanya dapat dimaksimalkan, maka hasilnya akan luar biasa.
JACINDA NUURUN ADDUNYAA