Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir berharap gejolak nilai tukar rupiah hanya berlangsung sementara karena dikhawatirkan akan menambah beban bagi korporasi setrum milik negara tersebut. Sofyan menjelaskan bahwa pihaknya bakal segera melakukan penyesuaian. Pasalnya, sebagian pembayaran Perusahaan Listrik Negara (PLN) dilakukan dengan menggunakan Dolar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai strategi mengatasi gejolak tersebut, dia mengatakan telah menerapkan strategi hedging. Akan tetapi, skema tersebut dinilai ampuh untuk melakukan pembayaran atau pengeluaran dalam jengka pendek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Untuk yang bersifat jangka panjang atau lama tidak mungkin. Jadi, kami berharap [gejolak nilai tukar Rupiah] hanya sementara,” ujarnya di Jakarta, Sabtu, 30 Juni 2018.
Sofyan mengungkapkan melemahnya nilai tukar rupiah akan meningkatkan pengeluaran perseroan. Diperkirakan, hal tersebut akan menggerus keuntungan perseroan.
Kendati demikian, dia memastikan tidak akan dilakukan kenaikan tarif listrik. Pihaknya berharap kenaikan beban PLN dapat diperhitungkan oleh pemerintah dalam bentuk subsidi ke depannya.
BISNIS