Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PPI Selesaikan Ekspor 600 Ton Kopi ke Mesir Senilai USD 1,2 Juta

Ekspor kopi dilakukan dengan kerja sama petani lokal yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

26 Desember 2021 | 07.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja memetik biji kopi robusta saat panen raya di Perkebunan Kopi Getas, Afdeling Assinan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis 29 Juli 2021. PTPN IX memproyeksikan produksi panen raya biji kopi kering robusta kualitas ekspor tahun 2021 di unit perkebunan seluas 341,45 hektare tersebut mencapai 371 ton atau meningkat 700 persen dari tahun 2020 lalu yang hanya mencapai 43 ton. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI menuntaskan ekspor kopi ke Mesir hingga akhir 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Desember 2021, PPI mengekspor 120 ton kopi dari Lampung. BUMN klaster pangan tersebut bersama pembeli (buyer) telah menandatangani kontrak ekspor kopi ke Mesir sebanyak 600 ton, terhitung mulai bulan September hingga Desember 2021, dengan nilai setara dengan US$1,2 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati mengatakan ekspor kopi ini akan terus dilakukan secara regular pada 2022 sesuai MoU yang telah ditandatangani PPI dengan Mesir pada event Trade Expo Indonesia Digital Edition 2021.

"Ekspor kopi ini dilakukan dengan kerja sama dengan petani lokal yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.

Menurut dia, untuk periode September-Desember, PPI mengambil jenis kopi robusta yang tumbuh di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan. Kopi-kopi ini memiliki cita rasa unik yang dipengaruhi oleh cara pengolahannya dan kekhasan iklim daerah,” ujar Nina dalam keterangan resmi, Sabtu, 25 Desember 2021.

Dia mengungkapkan PPI, dalam end state sebagai supply chain ekosistem pangan, salah satunya akan bertindak sebagai ekspor gateway.  Menurutnya, PPI melihat potensi-potensi komoditas yang dimiliki Indonesia dan terutama membawa produk klaster pangan ke pasar internasional. 

"Kami juga telah melakukan pembicaraan terhadap beberapa negara yang memiliki minat cukup besar kepada kopi Indonesia," lanjutnya. 

Direktur Komersial dan Pengembangan PPI Andry Tanudjaja menyampaikan bahwa ekspor kopi yang sudah berjalan di PPI ini akan menjadi momentum pengembangan ekspor yang terus ditingkatkan di PPI. 

"Ekspor ini sebagai salah satu stagging dalam strategic initiative new PPI pascamerger dengan BGR," ujar Andry yang juga bertugas sebagai Ketua Dewan Kopi Nusantara. 

Menurutnya, PPI memiliki produk kopi dengan brand Covare yang dihasilkan oleh petani Indonesia dari berbagai daerah, dengan varian seperti Aceh Gayo, Sumatera Mandailing, Sumatera Toba, Papua Blend, dan Papua Wamena. 

Selain itu, kata dia, PPI juga berfungsi juga offtaker seluruh kopi-kopi dari wilayah Indonesia yang terkenal kualitasnya di mancanegara. 

Dia mengatakan tren kopi di Mesir, tidak lepas dari kerja sama yang telah dilakukan selama ini. Indonesia menjadi peringkat pertama pengekspor kopi di Mesir dengan presentase 54 persen. PPI sangat optimistis bahwa sinergi ini akan terus meningkat antara petani, buyers, dan pihak yang berkaitan.

"Ke depan, PPI dapat mengembangkan ekspor-ekspor lainnya ke Mesir dengan produk pertanian lainnya seperti rempah-rempah, pala, lengkuas, kayu manis, kapulaga, dan juga potensi perikanan dan hasil laut," ucap Andry. 

PPI sebagai salah satu klaster pangan dan holding pangan, ada pada posisi trading, logistics, warehousing, dan transportasi. Dia berharap pola penguatan rantai pasok pangan akan menyeluruh dan PPI berperan mulai dari offtake kemitraan kepada petani, nelayan, peternak, UMKM, hingga hilirisasi (dalam negeri dan luar negeri). 

New PPI dengan mengusung konsep integrasi trading dan logistic ini memiliki jaringan yang sangat memadai, hulu ke hilir dan akan end to end dengan based customize yang menyiapkan komoditi/produk berdasarkan permintaan pasar. 

"Dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia, potensi masing-masing cabang dioptimalkan sebagai sumber supply produk-produk ekspor dengan menjaga konsistensi dari kualitas dan ketersediaan produk," katanya. 

Baca Juga: Mendag Perkirakan Surplus Neraca Perdagangan 2021 Capai USD 37 miliar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus