Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Keandalan layanan moda transportasi pengumpan kereta cepat Jakarta-Bandung seperti kereta pengumpan dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung ataupun LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi dinilai menjadi kunci untuk mengoptimalkan layanan Whoosh.
Jika secara integrasi sistem transportasi serta integrasi tarif kurang, jumlah penumpang dikhawatirkan menurun karena alasan kenyamanan dan penghematan waktu.
Di luar kereta pengumpan Padalarang-Bandung, sejumlah penumpang yang diwawancarai Tempo mengeluhkan lamanya waktu tunggu LRT Jabodebek yang menghubungkan Stasiun Halim ke pusat Kota Jakarta.
JAKARTA – Keandalan layanan moda transportasi pengumpan kereta cepat Jakarta-Bandung, seperti kereta pengumpan dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung ataupun LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi, dinilai menjadi kunci untuk mengoptimalkan layanan Whoosh. Bahkan keandalan moda transportasi ini akan menentukan tingkat keterisian kereta berkecepatan 350 kilometer per jam itu nantinya.
"Jika secara integrasi sistem transportasi serta integrasi tarif kurang, dikhawatirkan jumlah penumpang dapat menurun karena alasan kenyamanan dan penghematan waktu," ujar guru besar transportasi Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, Rabu, 1 November 2023.
Senada dengan Sutanto, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang melihat tingkat okupansi kereta cepat setelah masa promosi selesai akan cukup dipengaruhi oleh integrasi antar-moda transportasi. Ia mewanti-wanti PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) agar dapat memastikan integrasi moda transportasi ini bisa dilakukan tanpa celah.
Kereta pengumpan kereta cepat dari Stasiun Bandung ke Stasiun Padalarang beberapa kali mengalami masalah. Pada 19 Oktober lalu, misalnya, layanan pengumpan ini bermasalah. Kala itu kereta pengumpan yang dioperasikan KAI ini terkena gangguan sistem pembakaran. Kereta ini pun akhirnya digantikan oleh kereta kedua, yang ternyata mengalami masalah serupa. Kendati penumpang pengumpan kereta cepat bisa diangkut, perjalanannya terlambat sehingga penumpang telat menaiki kereta cepat.
Baru-baru ini, pada 31 Oktober lalu, kereta pengumpan Stasiun Bandung-Stasiun Padalarang juga mengalami kendala yang menyebabkan keberangkatannya terlambat tujuh menit dari jadwal. Kali ini masalahnya muncul ketika kereta akan dinyalakan. Kereta yang semestinya sudah menyala untuk dipanaskan dan dipastikan kelistrikannya tiba-tiba mati. Untungnya, kendala tersebut tak menyebabkan penumpang tertinggal kereta cepat.
Area hall feeder penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Bandung, Jawa Barat, 12 Juni 2023. TEMPO/Prima Mulia
Kata KAI Soal Masalah Pengumpan Kereta Cepat
Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung Mahendro Trang Bawono mengatakan perseroan langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh pada semua kereta pengumpan yang dioperasikan setelah adanya berbagai insiden tersebut. Pada kendala pertama, perseroan menemukan kereta-kereta yang dioperasikan tersebut mengalami masalah yang sama: ada semacam lapisan yang menutupi saluran bahan bakar. Akibatnya, seluruh rangkaian kereta harus diperbaiki.
“Kalau permasalahan yang sama sudah tidak ada, cuma memang yang kemarin itu sempat ada, tapi beda masalah. Ihwal mesinnya, langsung bisa diatasi dan sekarang sudah normal,” kata Mahendro.
Sebagai antisipasi adanya masalah dalam pengoperasian kereta, KAI memutuskan mempercepat jadwal pemeriksaan rutin kereta feeder. "Seharusnya setelah 5.000 kilometer diperiksa, sekarang menjadi 2.000-2.500 kilometer, tidak menunggu kilometer 5.000, jadi dipercepat.”
Rangkaian kereta pengumpan kereta cepat berbeda dengan kereta komuter Bandung Raya yang ditarik oleh lokomotif. Kereta pengumpan tersebut menggunakan kereta jenis KRDE atau kereta diesel listrik tanpa lokomotif. Satu rangkaian terdiri atas empat kereta yang memiliki sistem penggerak yang terintegrasi. Artinya, KRDE bergerak sendiri tanpa ditarik atau didorong.
Di luar keandalan sarana, KAI pun memetakan semua kemungkinan kendala yang bisa mengganggu pengoperasian kereta pengumpan sehingga berdampak pada layanan penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung. Salah satunya dengan menambah jadwal operasi kereta pengumpan dengan frekuensi lebih banyak dari jadwal kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pekan lalu, misalnya, jadwal operasi feeder yang melayani rute Stasiun Bandung menuju Stasiun Padalarang dinaikkan secara bertahap dari tujuh perjalanan menjadi 20 perjalanan sehari. Per 1 November 2023, layanan pengumpan ditambah menjadi 32 perjalanan sehari mengikuti penambahan jadwal kereta cepat Jakarta-Bandung yang bertambah menjadi 28 perjalanan per hari.
Khusus pada akhir pekan, perjalanan kereta pengumpan bahkan ditambah sampai 34 kali dalam sehari. Dengan demikian, waktu ketibaan antar-kereta pengumpan yang beroperasi berada di antara 12 menit dan 15 menit. “Kalau ngepas, takutnya ada hal-hal yang tidak diinginkan," kata Mahendro. "Jadi, kalaupun ketinggalan jadwal yang satu, penumpang bisa naik yang lain dengan penambahan headway ini.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk meningkatkan pelayanan, KCIC juga menambah gate pintu masuk penumpang di Stasiun Kereta Cepat Padalarang. Tambahan gate diharapkan bisa mempercepat transit penumpang. Musababnya, kata Mahendro, salah satu penyebab lamanya mobilitas tersebut adalah jumlah gerbang kurang. Setelah jumlah gerbang ditambah, harapannya integrasi dan perpindahan penumpang bisa lebih lancar.
Berdasarkan catatan KCIC, operasi KA pengumpan menjadi penting bagi layanan kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebab, sebagian besar penumpang keberangkatan dari Stasiun Halim akan turun di Stasiun Padalarang. Data KCIC menyebutkan sebanyak 75-80 persen penumpang keberangkatan Halim akan turun di Padalarang dan sisanya meneruskan perjalanan ke Tegalluar. Dari keseluruhan penumpang yang turun tersebut, 70-75 persen melanjutkan perjalanan menggunakan KA feeder kereta cepat menuju Stasiun Cimahi dan Bandung.
Karena itu, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi melihat peningkatan jumlah perjalanan kereta cepat Whoosh perlu diikuti oleh penambahan layanan KA pengumpan agar perjalanan antara Jakarta dan Bandung menjadi lebih lancar serta mudah diakses. "Penumpang kini dapat menikmati waktu tunggu yang lebih singkat, fleksibilitas yang lebih besar, dan koneksi yang lancar, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap ekosistem transportasi yang lebih berkelanjutan dan efisien," kata Dwiyana.
Penumpang LRT Jabodebek rute Stasiun Harjamukti-Dukuh Atas tiba di Stasiun Rasuna Said, Jakarta, 1 November 2023. TEMPO/Subekti
Keluhan Soal LRT Jabodebek
Di luar kereta pengumpan Padalarang-Bandung, sejumlah penumpang yang diwawancarai Tempo mengeluhkan lamanya waktu tunggu LRT Jabodebek yang menghubungkan Stasiun Halim ke pusat Kota Jakarta. Belakangan, waktu tunggu antar-kereta LRT bisa mencapai 40 menit lantaran belasan kereta sedang menjalani perawatan karena adanya gangguan pada roda. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan penumpang kereta cepat menuju dan dari pusat Kota Jakarta pun menjadi lebih lama.
Atas persoalan itu, juru bicara PT KAI, Joni Martinus, mengatakan perseroan sedang mengintensifkan pengecekan menyeluruh terhadap sarana dan prasarana LRT Jabodebek bersama para pemangku kepentingan. Adapun Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah bersama para pemangku kepentingan sedang mengkalibrasi ulang roda LRT sembari meninjau kembali kapasitas dan kecepatan moda kereta ringan tersebut.
Kartika menargetkan kalibrasi ulang itu rampung pada pekan keempat November 2023. Dengan demikian, headway LRT Jabodebek bisa kembali menjadi 15 menit lagi. Menurut dia, perbaikan itu dilakukan dengan tujuan untuk jangka panjang. “Supaya tidak terjadi kerusakan lagi di roda.”
Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Aditya Dwi Laksana mengingatkan bahwa para penumpang kereta cepat sejatinya mereka yang membutuhkan keandalan dan ketepatan waktu. Karena itu, integrasi moda transportasi yang andal, khususnya kereta pengumpan kereta cepat Padalarang-Bandung, juga harus bisa dijamin ketepatan waktunya.
"Harus dilihat KA feeder itu bagian dari KA cepat. Jadi jangan dilepaskan seolah-olah itu hanya angkutan penumpang," ujar dia. Artinya, dalam kasus kereta pengumpan, operator seharusnya melihat para penumpang KA tersebut adalah penumpang kereta cepat yang perlu kecepatan waktu tempuh. Dengan demikian, semua sarana dan prasarana seharusnya benar-benar siap. "Apa sih tujuannya naik kereta cepat? Supaya hemat waktu, supaya cepat. Kalau enggak begitu, bisa naik Argo Parahyangan."
CAESAR AKBAR | KHORY ALFARIZI | AHMAD FIKRI (BANDUNG)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo