BANYAK perusahaan yang sukses, tapi belum tentu layak untuk dihargai. Tak jarang mereka dikritik, apakah karena cuma mengandalkan fasilitas Pemerintah, menikmati subsidi bunga, memeras buruh dengan upah murah, merusakkan lingkungan, dan sebagainya. Sukses memang satu hal, sementara keteladanan adalah hal yang lain. Pekan lalu, keteladanan itu diterjemahkan oleh Pemerintah dengan memilih 64 perusahaan teladan. Kepada mereka, Presiden memberikan penghargaan Primanyata (jelas utama). Apa kriteria untuk keunggulan mereka? Jawabannya bisa disimak dari pidato Presiden Soeharto dalam upacara pemberian penghargaan itu. ''Dunia usaha saya minta agar benar-benar memahami amanat UUD dan menyadari semangat dan arah pembangunan, serta mengetahui secara tepat peranannya dalam pembangunan dan keseluruhan sistem ekonomi yang harus kita bangun,'' kata Kepala Negara. Untuk itu, dasar penilaian perusahaan unggul tahun 1993 adalah mereka yang selama empat tahun berturut-turut aktif melakukan ekspor, memperluas diversifikasi produk pasar, patuh membayar pajak, memenuhi kesejahteraan karyawan, dan memelihara kelestarian lingkungan. Dari kelompok perusahaan kecil, yang terpilih adalah PT Classic Prima Carpet Industries, PT Inforpen, CV Krishna Kreasi, dan PT Windu Eka. Kelompok perusahaan menengahnya adalah PT Sarangmas Mulyabadi, PT Ginza Cipta Indah, CV Tjahya Sari, dan PT Mantul Raya. Di kelompok perusahaan menengah besar, pilihan jatuh pada PT Daya Guna Samudra, PT Great Giant Pineapple, PT Kanisatex, dan PT Musim Mas. Dan di kelompok perusahaan besar adalah PT McDermott Indonesia serta PT Mangole Timber. Selain itu, terpilih juga perusahaan teladan tingkat provinsi, seperti PT Asean Aceh Fertilizer (dari Aceh) dan PT Alfa Kurnia Fish Enterprise dari Irian Jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini