Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Produksi minyak mentah ExxonMobil Cepu Limited di sumur Banyu Urip, Kabupaten Bojonegoro, melebihi perkiraan semula sebanyak 200 ribu barel per hari. Tercatat produksi minyak di salah satu sumur Blok Cepu itu justru terus naik lebih dari 200 ribu barel per hari.
“Produksi sekarang dari lapangan Banyu Urip lebih dari 200 ribu barel per hari. Sifatnya fluktuatif, Oktober tertinggi mencapai 208 ribu barel per hari,” kata Public Affair Supervisor, ExxonMobil Cepu limited, Rexy Mawardjiaya, di Semarang, Rabu, 13 Desember 2017.
Menurut Rexi, produksi minyak mentah per hari 206 ribu hingga 208 ribu barel per hari. Jumlah itu melebihi kapasitas produksi versi analisis mengenai dampak lingkungan yang sebelumnya memperkirakan produksi minyak mentah di kawasan tersebut 165 ribu barel per hari. “Sedangkan uji coba yang kami lakukan sebelumnya 200 ribu barel per hari,” ucap Rexi.
Tercatat ExxonMobil Cepu Limited mengelola 45 sumur di Banyu Urip. Pada 2016 kapasitas 165 barel per hari setelah penyesuaian dan kajian bisa memaksimalkan lebih dari 200 ribu barel per hari.
Baca: Kontrak Habis, 7.500 Pekerja Minyak Blok Cepu Menganggur
Tingginya produksi minyak mentah itu diharapkan sesuai dengan tuntutan peningkatan produksi dan ketersediaan bahan bakar nasional agar seimbang.
ExxonMobil fokus menggarap sumur Banyu Urip meski diakui sedang mengembangkan lapangan sumur Kedungkeris, di Kecamatan Kali Tidu, Kabupaten Bojonegoro.
Sumur yang sedang dalam penjajakan itu diperkirakan pada akhir 2019 bisa memproduksi tambahan minyak lebih-kurang 10 ribu barel per hari. “Itu tambahan produksi dari Blok Cepu. Kedung Keris cuma satu sumur, sedang dibangun akses lapangan dan pembebasan lahan untuk jalur ke lapangan Banyu Urip,” ujar Rexi.
Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa Bali, dan Nusa Tenggara Ali Masyhar menyatakan industri hulu migas seperti yang dilakukan ExxonMobil masih sangat vital dan strategis bagi negara. Menurut dia, keberadaan industri hulu pengeboran itu masih mendominasi kebutuhan energi.
“Artinya, sebagai sumber energi primer, penerimaan negara yang produksi lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan pasar domestik,” kata Ali.
Produksi yang dilakukan di Blok Cepu itu akan menumbuhkembangkan perekonomian nasional, baik dari supply maupun demand yang perlu tambahan cadangan dan peningkatan investasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini