Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Profil Hery Gunardi, Dirut BRI yang jadi Ketua Umum Perbanas

Dirut BRI Hery Gunardi yang diangkat menjadi Ketum Perbanas ini berharta Rp 135 miliar. Berikut profil lengkapnya.

15 April 2025 | 16.00 WIB

Hery Gunardi. dok.Mandiri
material-symbols:fullscreenPerbesar
Hery Gunardi. dok.Mandiri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Hery Gunardi resmi diangkat menjadi Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) periode 2024-2028. Keputusan tersebut diumumkan dalam Rapat Umum Anggota Perbanas pada Senin, 14 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Dengan amanah ini, saya berkomitmen untuk memastikan Perbanas terus berperan aktif dalam membangun industri perbankan yang profesional, memberi nilai tambah pada pembangunan ekonomi nasional, serta memberikan kontribusi bagi para stakeholder, baik anggota, pemerintah, maupun masyarakat dan lingkungan,” kata Hery dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 14 April 2025, seperti dikutip dari Antara. Lantas, seperti apa sosok Hery Gunardi? 

Profil Hery Gunardi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan Laporan Tahunan 2023 PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI, Hery Gunardi meraih gelar sarjana di bidang administrasi niaga dari Universitas 17 Agustus pada 1987. Dia juga menempuh pendidikan Master Finance and Accounting di University of Oregon, Amerika Serikat dan tamat pada 1991. 

Dia mempunyai riwayat pekerjaan yang panjang, antara lain sebagai Direktur Micro & Retail PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2013-2015), Presiden Komisaris PT AXA Mandiri Financial Services (2013-2015), Direktur Micro & Business Banking Bank Mandiri (2015), serta Direktur Consumer Banking Bank Mandiri (2015-2016). 

Tak hanya itu, lulusan Doktor (S3) Manajemen Bisnis dari Universitas Padjadjaran (Unpad) pada 2021 tersebut juga menduduki jabatan strategis lain, seperti Direktur Distributions Bank Mandiri (2016-2018), Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri (2018-2019), serta Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri (2019). 

Gunardi diketahui juga pernah mengemban amanah sebagai Direktur Consumer & Retail Bank Mandiri (2019-2020), Wakil Direktur Utama Bank Mandiri (2020), serta Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (2020-2021). Dia juga sempat bekerja sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri (2020-2021).

Pada Selasa, 15 Desember 2020, pria kelahiran Jakarta itu diangkat menjadi Direktur Utama BSI melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan efektif menjabat sejak Senin, 1 Februari 2021. Sementara itu, di BRI, dia mulai bekerja sebagai Direktur Utama berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Menara Brilian, Jakarta, pada Senin, 24 Maret 2025. 

Harta Kekayaan Hery Gunardi

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) yang diunggah di laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Hery terpantau pertama kali menyampaikan total hartanya ketika menjabat sebagai Komisaris Utama PT Mandiri Manajemen Investasi. Jumlah kekayaannya kala itu sebesar Rp 4.396.641.593 per 29 Juli 2009.

Kemudian, dia kembali menyerahkan LHKPN saat menduduki kursi Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri, dengan nilai Rp 8.575.225.140 pada 11 Mei 2013. Ketika menjadi Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan di Bank Mandiri, dia tercatat menyampaikan laporan kekayaannya selama tiga tahun berturut, yaitu masing-masing sebesar Rp 54.158.943.117 (2017), Rp 78.104.765.891 (2018), dan Rp 92.325.506.263 (2019). 

Pada periode 2020, Hery kembali melaporkan hartanya ketika bekerja sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, dengan nilai sebesar Rp 110.328.624.498. Berikutnya, saat berperan sebagai Direktur Utama BSI, dia menyerahkan LHKPN dengan nominal sebesar Rp 113.954.626.895 (2021) dan Rp 123.331.743.196 (2022). 

Adapun LHKPN terakhir yang dilaporkan Hery, yaitu pada Rabu, 27 Maret 2024 dengan jumlah mencapai Rp 135.323.496.622. Berikut rinciannya:

- Tanah dan bangunan: Rp 59.731.300.000.

- Alat transportasi dan mesin: Rp 6.180.000.000.

- Harta bergerak lainnya: Rp 25.000.000.

- Surat berharga: Rp 63.553.145.958.

- Kas dan setara kas: Rp 3.869.646.518.

- Harta lainnya: Rp 2.286.457.549.

- Utang: Rp 322.053.403. 

Dalam LHKPN-nya, Hery mengakui kepemilikan atas 12 bidang tanah dan/atau bangunan yang diklaim dari hasil sendiri. Aset-aset properti tersebut berada di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Depok, Batam, Bengkulu, dan Medan, dengan luas berkisar antara 60 hingga 508 meter persegi. 

Dia juga mengoleksi empat unit alat transportasi yang diklaim dari hasil sendiri. Kendaraan roda empat yang dimilikinya terdiri dari Honda HRV (2022) senilai Rp 430 juta, BMW-Fasilitas COP BMW 530I (2023) senilai Rp 1,45 miliar, Land Rover Defender (2023) senilai Rp 3,7 miliar, dan Toyota Zenix (2023) senilai Rp 600 juta.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus