Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada akhir tahun ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi dijadwalkan bakal meresmikan groundbreaking proyek Green Industrial Park di Kalimantan Utara atau Kaltara. Area proyek hijau itu diklaim sebagai kawasan industri terbesar di dunia dengan investasi sebesar Rp 1.848 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Green Industrial Park adalah kawasan industri yang beroperasi dengan menerapkan teknologi maupun produksi bersih. Pada umumnya, di kawasan industri hijau tersebut juga terdapat pengolahan limbah dan berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kawasan industri seperti itu telah dimulai oleh beberapa negara maju dan berkembang, seperti Korea Selatan, Denmark, Cina, Thailand, hingga Jerman.
Adapun di proyek Green Industrial Park di Kaltara merupakan milik PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Kawasan Industri Kalimantan Indonesia (KIKI). Luas kawasan industri tersebut mencapai 30.000 hektare.
“Presiden akan groundbreaking tanggal 21 (Desember 2021) ini,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu, 15 Desember 2021.
Kawasan industri tersebut nantinya bakal menggunakan energi baru terbarukan sebagai sumber energi utama. Dua sumber energi di antaranya adalah hydropower dan solar panel. Selain itu, daya listrik juga akan ditopang menggunakan bahan bakar gas.
Lebih jauh, Luhut menyatakan kawasan industri itu bakal memakan nilai investasi sebesar US$ 132 miliar, atau setara dengan Rp 1.848 triliun. Adapun seluruh pendanaan proyek ini berasal dari kalangan swasta tanpa adanya garansi dari pemerintah.
Proses konstruksi proyek itu juga ditargetkan rampung pada tahun 2024 dan operasi dilakukan bertahap mulai 2023, 2024 hingga 2029. Nantinya, investasi senilai US$ 132 miliar itu diperlukan untuk seluruh tahapan konstruksi dan komersialisasi sampai 8 tahun ke depan.
Sejumlah proyek rencananya akan dibangun dalam kawasan itu, mulai dari petrochemical, electronic alumine, steel, new energy battery 1, new energy battery 2, industrial silicon, polycrystalline silicon, dan solar panel.
Ada juga industri aluminium yang rencananya akan berlokasi di dalam kawasan tersebut. Proyek itu pun dikerjakan melalui kerja sama antara Indonesia, Cina, dan Abu Dhabi.
Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan kawasan itu sangat diminati kalangan swasta. Kawasan industri ini akan ditopang pembangkit energi baru terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau hydropower dari Sungai Kayan di Kalimantan Utara.
“(Sumber) Energi-nya dari hydropower di Kayan. Industri yang akan masuk antre ternyata. Saya kaget,” kata Jokowi pada akhir November 2021 lalu.
Proyek di kawasan industri tersebut juga digadang-gadang untuk bisa memenuhi kebutuhan atas green industry maupun green product. Artinya, seluruh proses produksi dari hulu ke hilir di kawasan tersebut akan berbasis teknologi bersih.
BISNIS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.