Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Badan Gizi Nasional Butuh Tambahan Anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis, Ini Komentar Sri Mulyani

Badan Gizi Nasional mengungkap perlu tambahan anggaran Rp 100 triliun untuk memenuhi target penyaluran makan bergizi gratis hingga akhir 2025

27 Januari 2025 | 18.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 24 Januari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) membutuhkan anggaran tambahan Rp 100 triliun untuk mengejar pemenuhan target penerima manfaat makan bergizi gratis (MBG). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut merespons wacana tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bendahara negara ini mengatakan badan baru tersebut memang bakal menambah titik-titik pelayanan makan bergizi gratis. Namun, Sri Mulyani tak menjelaskan secara gamblang apakah akan menambah anggaran program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu. “Nanti kita lihat. Seperti yang disampaikan oleh pimpinan Badan Gizi Nasional, jumlah titik pelayannya akan meningkat dan itu pasti akan meningkatkan kompleksitas yang perlu kita jaga,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sri Mulyani, Badan Gizi Nasional merupakan instansi yang baru dibentuk dan harus melaksanakan tugas yang besar dan rumit, sehingga perlu bantuan dari banyak pihak. Pemerintah, kata Sri Mulyani, bakal terus membantu memperkuat kinerja lembaga tersebut.

Usulan penambahan anggaran sebelumnya diungkap Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Target penyaluran makan bergizi gratis mulanya dijadwalkan terpenuhi akhir 2025. Namun Prabowo meminta untuk dipercepat menjadi September 2025. “Karena Pak Presiden ingin melakukan percepatan-percepatan, maka dibutuhkan tambahan biaya. Pak Presiden bertanya kepada kami, berapa kalau September mulai dilaksanakan untuk 82,9 juta penerima? Kami sampaikan tambahan Rp100 triliun,” ucapnya seperti dikutip dari Antara.

Operasional dan penyaluran makan bergizi gratis sepenuhnya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Dari APBN 2025, dana yang digunakan untuk program tersebut ditetapkan Rp 71 triliun. 

Chief Ekonomi untuk India dan Indonesia HSBC Global Research Pranjul Bhandari mengatakan program makan bergizi gratis mendorong produktivitas ekonomi. Namun kebutuhan biaya jadi salah satu tantangan terbesarnya.

Pranjul mengatakan tantangan program ini adalah mewujudkan terpenuhinya nutrisi bagi anak-anak tapi di satu sisi tak terlalu mahal. “Sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan perekonomian,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus