Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Proyek Macet, Semen Banjir

Harga semen anjlok karena kelebihan produksi, akibatnya kurs saham tertekan. Karena banyak proyek pemerintah yang tertunda dan kurangnya permintaan dari Singapura atau Hong Kong. (eb)

13 Oktober 1984 | 00.00 WIB

Proyek Macet, Semen Banjir
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SEMEN sedang melembek harganya. Berlebihnya produksi sembilan pabrik semen, yang diperkirakan mencapai 20% di atas kebutuhan normal, menyebabkan harga semen di beberapa kota dijual di bawah harga pedoman seJa lima bulan terakhir ini. Apa boleh buat, situasi di pasar itu akhirnya mengakibatkan kurs saham semen Cibinong di pasar modal tertekan hebat hingga Senin pekan ini tinggal Rp 13.600. Empat bulan lalu, kurs itu masih Rp 15.800. Tak ada satu pun pejabat pemerintah ataupun pengusaha semen berani menjamin bahwa harga semen bakal membaik dalam waktu dekat. Apa sebabnya? Kata Menteri Perindustrian Hartarto, pekan lalu, melemahnya permintaan semen itu besar kemungkman diakibatkan oleh lambannya pembangunan pelbagai proyek pemerintah. Juga lambannya pencairan banyak Daftar Isian Proyek (DIP) bisa dianggap pula sebagai penyebab tertundanya pelaksanaan sejumlah proyek besar. "Semen memang sedang payah," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kardjono Wirioprawiro. Dalam keadaan terpojok demikian rupa PT Semen Padang, yang mengandalkan 60% dari produksinya yang 1,5 juta ton setahun ke pelbagai proyek pemerintah, tak bisa berbuat banyak. Tertundanya beberapa proyek besar pemerintah di Sum-Ut dan Riau telah mendorong pabrik itu berbuat nekat: mengekspor semen ke Bangladesh dengan harga hanya US$ 31, sedangkan harga di pasar lokal mencapai US$ 80 per ton. Sayang memang, turunnya pasar semen di salam negeri itu datangnya seirlng dengan lembeknya permintaan dari Singapura ataupun Hong Kong. Permintaan dari dua pusat keuangan itu tidak lagi galak, sesudah banyak gedung perkantoran yang dibangun ternyata sulit dijual. Berlebihnya suplai ruangan itu, tentu saja, menyebabkan minat para developer, yang membangun gedung perkantoran baru di sana, berkurang. Indocement, yang mempunyai pabrik pengolah klinker (semen setengah jadi) di Singapura, sudah lebih dulu merasakan akibatnya. Kendati harga semen di Singapura cenderung merosot terus, para pengusaha toh masih juga bernafsu untuk memasarkannya ke sana. Hanya dengan dorongan Sertifikat Ekspor (SE) sajalah, yang kini ditetapkan US$ 11 per ton, ekspor semen dari sini ke Singapura bisa didorong ke angka 271.000 ton, sampai Agustus tahun ini. Tahun lalu, dengan SE hanya US$ 4,5 per ton, angka ekspornya hanya 156.000 ton. Tapi, pekan lalu, harga semen di Singapura kabarnya jatuh lagi dari rata-rata US$ 29 menjadi sekitar US$ 24 per ton. Jatuhnya harga semen yang demikian hebat itu, memang, sangat dimungkinkan, karena Ssangyong dari Korea Selatan secara besar-besaran juga membanjiri pasar di sana dengan semen murah. Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar telah membuka kesempatan Ssangyong untuk bisa menjual semennya dengan harga bersaing. Peluang menekan biaya produksi semacam itu, rupanya, juga dilihat PT Semen Cibinon. Dalam waktu dekat ini, pabrik semen itu akan mengganti BBM dengan batu bara. Kapasitas produksmya pun, Maret 1985, akan ditingkatkan dari 1,2 juta jadi 1,5 juta ton. "Ini kenaikan kecil-kecilan saja," ujar Rachman Mohammad, wakil direktur Cibinong. Menumpuknya stok semen di pelbagai pabrik tampaknya akan makin serlus, bila pelbagal proyek pemerintah masih terus saja tertunda. Dalam keadaan normal, permintaan dalam negeri akan semen bisa mencapai 9,5 ton tahun ini sedang produksinya 10,8 juta ton. Kelebihan itu, biasanya, bisa dijual dengan harga wajar. Tapi kini, karena kelebihan tadi sudah keterlaluan, harganya pun jatuh. Untuk mencegah jatuhnya harga itu, apakah pemerintah akan menetapkan kuota? "Sampai hari ini, kami belum perlu menetapkan penjatahan produksi," ujar Dirjen Kardjono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus