Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menganggarkan Rp 100 miliar untuk membeli 10 ribu ton karet langsung dari petani, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan campuran aspal proyek pemeliharaan ruas-ruas jalan.
"Pembelian aspal karet tersebut sebagai salah satu mitigasi dampak Covid-19 yang menyebabkan produksi karet sulit diserap oleh pasar karena aktivitas ekonomi yang terhenti," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui pernyataan tertulis, Senin 4 Mei 2020.
Basuki menjelaskan, mekanisme pembelian aspal karet tersebut akan dilakukan oleh Balai atau Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR di sejumlah daerah. Di antaranya Medan, Palembang, Padang, Lampung, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan dan daerah lain penghasil karet.
"Masing-masing Balai Jalan akan membeli langsung dari petani yang tergabung dalam kelompok petani UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar)," ujarnya.
Penggunaan aspal karet untuk preservasi jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi jalan nasional. Salah satunya di ruas Ciawi-Sukabumi, Jalan Nasional Bts. Karawang-Cikampek, Jalan Nasional Lintas Tengah Jawa ruas Ajibarang-Banyumas-Klampok-Banjarnegara, dan Jalan Nasional Ruas Muara Beliti-Bts Kabupaten Musi Rawas-Tebing Tinggi-Bts Kota Lahat.
Selain pembelian aspal karet dari petani, Kementerian PUPR menyiapkan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk pembelian resin produksi PT. Perhutani sebesar 800 ton untuk pengecatan marka jalan.
Resin produksi PT. Perhutani tersebut terbuat dari getah pohon pinus sehingga lebih ramah lingkungan dibanding dengan C5 Petroleum resin sebagai bahan baku untuk cat markah jalan. Adapun tingkat rekat produk resin berbahan baku getah pohon pinus juga dipercaya lebih kuat dan lebih terjangkau.
EKO WAHYUDI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini