Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ratusan Ton Kedelai Impor Tiba di Bandung, Tahu Tempe Bisa Eksis Lagi

Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah memastikan produk olahan kacang kedelai berupa tahu dan tempe tidak akan langka lagi.

4 Januari 2021 | 22.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung -Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah memastikan produk olahan kacang kedelai berupa tahu dan tempe tidak akan langka lagi di Kota Bandung. Pasalnya, kata dia, sebanyak 500 ton kedelai impor sudah masuk Kota Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elly mengaku sudah meminta kepada importir kacang kedelai di Kota Bandung agar memprioritaskan para pengrajin tahu tempe di Kota Bandung. Ia mengatakan sudah berkomunikasi dengan salah satu importir kacang kedelai di Kota Bandung, PT Depot Kacang Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Barusan sudah masuk 500 ton kacang dari Kanada, sedang diturunkan. Dengan harga jual mau partai besar atau kecil itu dari importir Rp 9.100 perkilo untuk per hari ini," ucap Elly melalui keterangan tertulis, Senin, 4 Januari 2021.

Sebelumnya, tahu dan tempe sempat langka hampir seluruh wilayah Kota Bandung. Pelaku usaha pembuatan tahu dan tempe mogok produksi lantaran naiknya harga kedelai. Kedelai impor itu dibanderol dengan harga jual Rp 9.100 per kilogram.

Menurut dia, sejak November 2020 harga kacang kedelai impor terus naik dari Rp 8.300 per kilogram menjadi Rp 8.900 per kilogram pada Desember 2020.

Elly menduga kenaikan harga ini dipengaruhi oleh harga kacang kedelai dunia. Menurutnya, sebagian besar impor kacang kedelai berasal dari Amerika Serikat dan sedikit terhambat lantaran adanya tambahan permintaan dari Tiongkok.

"Seharusnya bulan ini masuk. Kemarin diborong. Kemungkinan bulan depan, untuk mengisi kekosongan makanya mendatangkan dari Kanada," katanya.

Disdagin pun, kata dia, sudah melakukan komunikasi dengan pengrajin tahu dan tempe agar mereka mau kembali memproduksi makanan kaya protein itu, dengan konsekuensi menaikkan harga jual. "Setelah kami tanyakan bahwa sesuai kesepakatan harganya dinaikkan, seperti ukuran tahu terkecil dari awalnya Rp 325 jadi Rp 400 per buah," ucapnya.

"Ini juga melihat respon masyarakat terhadap kenaikan harga. Karena kemarin kesepakatan naiknya antara 20-40 persen tapi dipandang terlalu tinggi. Jadi hari ini dinaikan 18 persen," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus