Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pastor yang bertugas di Sibolga, Sumatera Utara, menjadi korban kejahatan pembobolan bank setelah rekening atas namanya di BRI cabang Sibolga dibobol pria yang mengaku petugas call center BRI pada Jumat, 9 Februari 2018. Dana Rp 34 juta di dalam rekeningnya pun lenyap hanya dalam tempo beberapa menit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia Bambang Tribaroto mengatakan sedang memproses kasus tersebut. "Untuk kasus ini masih dalam proses, nanti di-update," katanya di gedung BRI, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut pastor dari Ordo Kapusin ini, pembobolan rekening atas namanya itu dilakukan via telepon saat dia antre untuk memeriksa kesehatannya di salah satu klinik di Sibolga.
Awalnya, ketika sedang antre, Pastor Mangasi menerima telepon dari nomor +6614017. Seorang pria dengan suara tenang memperkenalkan diri sebagai Rahmat Maulana, petugas call center BRI yang akan melakukan verifikasi data nasabah. Mangasi merupakan nasabah Britama Prioritas dan dana di dalam rekening itu bukan milik pribadinya, melainkan dana Ordo Kapusin.
"Mengatakan mau verifikasi, tapi dia tidak menanyakan nama saya. Dia yang menyebut nama saya sesuai KTP (kartu tanda penduduk), alamat, sampai nomor ATM dan nomor rekening saya dia beri tahu," kata Pastor Mangasi.
Beberapa saat berbicara, karena jaringan kurang baik, pria itu kemudian berganti nomor telepon dengan menggunakan nomor telepon seluler, yang diawali dengan nomor 0822999. Dia pun menghubungi nomor telepon seluler milik Mangasi yang biasa digunakan untuk aktivasi bank. Padahal nomor telepon seluler itu tidak diberi tahu Mangasi.
Kecurigaan pastor yang sudah lima tahun bertugas di Sibolga itu muncul ketika pembobol makin detail menjelaskan tentang jumlah poin untuk ikut gebyar promo BRI serta mengatakan akan mengirimkan nomor verifikasi, dan nomor verifikasi itu memang muncul pada telepon selulernya.
"Saya mulai curiga sejak pembacaan nomor verifikasi. Mengapa harus ada verifikasi?" ujar Mangasi.
Karena perawat sudah memanggilnya, Pastor Mangasi ingin mengakhiri pembicaraan dengan pembobol. Namun pembobol malah memberi pesan agar telepon seluler tetap aktif. Namun dia memutuskan menonaktifkan telepon selulernya.
Pastor Mangasi segera menghubungi petugas BRI Sibolga, yang dia kenal selama ini, tapi ternyata sudah dipindahtugaskan ke Balige, Sumatera Utara. Ia meminta bantuan agar rekeningnya diblokir karena meyakini rekeningnya sudah dibobol pria itu.
Ternyata dugaannya benar. Petugas BRI yang dihubungi Pastor Mangasi membenarkan rekeningnya sudah dibobol. Ada tujuh transaksi yang dimulai pukul 11.46 hingga 12.01. Jumlah dana yang dikuras Rp 34.989.600.
KARTIKA ANGGRAENI | MARIA RITA