Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR resmi memulai renovasi Masjid Istiqlal yang terletak tak jauh dari Istana Negara, Jakarta Pusat. Renovasi dilakukan karena adanya permintaan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah mengajak Perdana Menteri India Narendra Modi ke masjid tersebut pada 30 Mei 2018 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi waktu Pak Jokowi antar Pak Modi keliling Istiqlal, ternyata beliau lihat kondisinya sangat perlu untuk direnovasi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai acara penandatanganan kontrak pengerjaan renovasi di Gedung Kementerian PUPR, Kamis, 16 Mei 2019.
Basuki mengatakan, renovasi akan dilakukan secara menyeluruh di areal masjid ini. Mulai dari areal basement, halaman dan pelataran, hingga sisi dalam dari masjid seperti karpet dan pilar-pilarnya. “Semua akan disentuh, jadi mohon maaf jika ada sedikit pengerjaan yang membuat terganggu,” ujarnya.
Menurut Basuki, renovasi ini sudah perlu dilakukan. Sebab, masjid ini terakhir kali direnovasi pada 1978 atau sekitar 40 tahun lalu. Dengan ditandanganinya perjanjian kontrak antara Kementerian PUPR dan kontraktor, PT Waskita Karya dan PT Virama Karya. Adapun anggaran renovasi ini mencapai Rp 465 miliar menggunakan dana Kementerian PUPR multiyear 2019/2020.
Menteri Agama Luqman Hakim Saifuddin mengatakan, renovasi ini dilakukan semata untuk meningkatkan fungsi dari masjid negara ini. Renovasi akan dilakukan selama 10 bulan ke depan. Sehingga diharapkan, renovasi bisa rampung pada Maret 2020.
Ia berharap, proses renovasi ini bisa berjalan lancar sehingga kemudian, Masjid Istiqlal bisa memiliki penampilan yang semakin baik. “PUPR menjadi kementerian yang akan mengerjakan seluruhnya, bersama BUMN juga, dan kami harap tidak ada kendala yang menghambat proses renovasi,” ujarnya,