Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyaknya lubang dalam peraturan ekspor timah membuat penyelundup masih leluasa mengirimkan timah batangan ke negara tetangga. Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan, timah batangan seharusnya diekspor melalui Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Tujuannya agar terpantau volume dan nilainya, sehingga besaran royalti dan pendapatan negara bisa dihitung lebih akurat.
Kenyataannya, ribuan ton pasir timah dan timah olahan asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus saja mengalir ke berbagai tujuan melalui Singapura, Malaysia, dan Thailand. Indikasinya amat terang: negeri-negeri tetangga itu memproduksi dan mengekspor timah olahan jauh melebihi kapasitas tambang mereka. Singapura jelas tak punya lahan penggalian. Adapun Thailand sejak beberapa tahun lalu sudah menutup area tambang timah mereka. Tapi smelter-smelter mereka tetap saja menggiling bahan baku yang datang dari Indonesia, meskipun secara tegas pengiriman komoditas ini dalam bentuk mentah dilarang. "Itu bocoran dari Indonesia," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil.
Akibatnya, rezeki timah ini jauh lebih banyak yang mengalir ke luar ketimbang yang bisa kita nikmati. Sampai-sampai ada istilah di antara para pengusaha timah resmi: Indonesia punya timah, Kuala Lumpur dan London yang punya bursa, dan Singapura mendapat duitnya. Lebih sial lagi, yang tertinggal di Bangka Belitung hanyalah lubang-lubang bekas tambang dan kerusakan lingkungan.
1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2015
- Eksportir terdaftar (ET) lama wajib mengantongi sertifikat CNC pada 1 November mendatang.
- Pemegang ET baru wajib mengantongi sertifikat CNC pada 1 Agustus mendatang.
2. Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2013
Syarat CNC wajib bagi semua eksportir dan berlaku sejak dua tahun lalu.
Bentrokan aturan ini dimanfaatkan oleh para penambang dan eksportir yang belum mengantongi sertifikat CNC untuk melobi pemerintah agar mengabaikan syarat tersebut. Lobi itu berhasil, sehingga penerapan aturan ini kembali ditunda.
Perbandingan Harga Timah (US$ per Ton)
Tanggal | Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) | London Metal Exchange (LME) | |
24 Juni | 15.100 | 15.200 | |
26 | 14.900 | 1.116.212 | |
30 | 14.500 | 13.300 | |
1 Juli | 14.100 | 14.260 | |
2 | 14.600 | 14.545 | |
3 | 14.500 | 14.175 | |
7 | 14.200 | 14.350 | |
8 | 13.800 | 14.075 | |
10 | 14.100 | 14.000 | |
15 | 14.800 | 14.750 | |
22 | 15.300 | 14.800 | |
23 | 14.825 | 14.905 | |
Stok Timah LME dan Malaysia (Ton)
Tanggal | LME | Malaysia | |
17 Juni | 6.715 | 5.680 | |
19 | 6.700 | 5.665 | |
22 | 6.675 | 5.640 | |
23 | 6.670 | 5.635 | |
24 | 6.795 | 5.760 | |
25 | 6.805 | 5.770 | |
26 | 6.810 | 5.775 | |
29 | 7.110 | 6.075 | |
30 | 7.635 | 6.600 | |
1 Juli | 7.635 | 6.600 | |
3 | 7.595 | 6.560 | |
6 | 7.590 | 6.560 | |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo