Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Rodenstock di sini

Kaca mata rodenstock dikenal di seluruh dunia. minggu lalu, cucu dan cicit josef rodenstock, berada di jakarta. mempromosikan usaha optik yang dirintis josef seratus tahun lalu itu.

30 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JOSEF Rodenstock selalu belajar sesudah selesai bekerja siang hari. Dia rajin membaca, mendidik dirinya sampai bisa membuka usaha kacamata di Wurzburg, suatu kota kecil Jerman. Di situ pertama kali dibikin orang kacamata berikut bingkainya. Minggu lalu, seratus tahun kemudian, cucunya (Rolf) dan cicitnya (Randolf) berada di Jakarta mempromosikan usaha optik yang dirintis oleh kakek Josef. Usaha mereka kini demikian besar hingga nama Rodenstock sudah berdering di seantero dunia. Rodenstock disukai karena hebat kwalitasnya, tapi dikenal juga karena tinggi harganya. "Banyak saingan kami sekarang", kata Prof. Dr. Rolf Rodenstock pada TEMPO. "Ada sekitar 60 sampai 70 perusahaan di dunia seperti kami punya". Berpusat di Munich, Optische Werke G. Rodenstock kini mempekerjakan 6000 orang. Cabang produksinya bertebaran di Chili, Argentina, Austria, Perancis, Italia, Amerika dan Puerto Rico. Sekitar 15 juta lensa dihasilkannya setahun, dengan 25.000 macam kombinasi lensa. Banyak pula model bingkai kacamata yang dibikinnya, mengikuti selera konsumen dari tahun ke tahun. "Ini adalah pekerjaan sulit, meminta keahlian tinggi", katanya secara tidak langsung menjawab pertanyaan kenapa dia tidak melihat kemungkinan membuka pabrik di Indonesia. "Untuk pemasaran, Indonesia memang baik". Rodenstock Palsu Dari agen tunggalnya di Jakarta, C.V. Timur Raya, Rolf rupanya mendengar bahwa merek Rodenstock di sini sudah merupakan lambang status. Apalagi bagi banyak orang kaya baru yang memilih segala yang termahal. Tapi dua tahun lalu, Rodenstock palsu memasuki pasaran Indonesia, menawarkan harga lebih murah. Konsumen awam tidak akan bisa membedakan palsu atau tidak. Akibanya, Rodenstock tulen kini pun sudah disangsikan. Rolf mengambil alih perusahaan dari ayahnya (Alexander) pada tahun 1953. Semula, ayahnya mewarisi perusahaan dari kakek Josef pada tahun 1932. "Kami bermaksud mempertahankan ini sebagai perusahaan keluarga, tidak akan menjadikannya sebagai perseroan terbatas", kata Rolf. Anak lelakinya, Randolf, tampaknya sedang dipersiapkan sebagai pengganti. Mengikuti ayahnya dalam perjalanan keliling ini, Randolf mungkin perlu menunggu 20 tahun lagi. Rolf yang sudah 60-an kelihatan masih segar. Perusahaan keluarga masih banyak di Jerman. Tapi tinggal sedikit seperti Rodenstock ini yang berusia 100 tahun. apalagi yang mengimbangi omzetnya sebesar DM 400 juta setahun. "Omzet DM 400 juta setahun tidak besar di Jerman", kata Rolf. "Banyak lainnya beromzet dalam bilangan milyar mark". Besar atau sedang, Rodenstock menempati urutan ke-250 dalam daftar perusahaan di Jerman Barat. "Kalau bepergian ke luar negeri", komentar seorang pejabat EKONID, persatuan pengusaha Indonesia dan Jerman, "dia dipandang sebagai dutabesar". Dengan kacamata, tentunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus