Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menunggu Akhir Juli

Proyek LNG Bontang tertunda pembangunanya dari jadwal semula. Akibatnya, jadwal pengapalan pertama untuk konsumen di Jepang ditunda, menjadi awal agustus mendatang.

30 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SALAH satu pidato Presiden Carter yang paling didengarkan orang sedunia sejak ia di Gedung Putih telah diucapkannya pekan lalu. Ia menjelaskan strateginya untuk mengatasi masalah energi di AS, yang akan berakibat besar bagi negara penghasil minyak dan gas. Reaksi di AS sendiri cukup sengit, khususnya atas rencana kenaikan pajak bensin. Sasaran Carter memang menahan konsumsi minyak bumi. Bagi Indonesia mungkin yang menarik adalah sikap Carter terhadap pembatasan impor LNG. "Pemhatasan Import LNG yang diletakkan oleh pemerintahan yang terdahulu akan diganti oleh suatu beleid yang lebih fleksibel", begitu kata Carter. Bagaimana efeknya ini bagi Indonesia, tentu saja belum jelas. Indonesia dalam soal LNG berhubungan dengan Jepang - dan ekspor LNG pertama itupun masih menunggu. Menurut kesepakatan yang baru-baru ini dicapai antara Pertamina dengan kelima konsumen Jepangnya, akhir Juli 1977 ini - atau selambat-lambatnya awal Agustus mendatang ekspor pertama LNG ke Jepang akan terlaksana. Kesepakatan baru itu dicapai, setelah Dirut Pertamina Piet Haryono sendiri berkunjung ke Tokyo medio Maret lalu, ketika melantik pejabat-pejabat perwakilan Pertamina dan Far East Oil Trading Co. yang baru di sana. Dengan demikian untuk sementara legalah para calon konsumen LNG Indonesia di sana - pabrik listrik Chubu, Kansai dan Kyushu, pabrik gas Osaka dan pabrik baja Nippon Steel. Soalnya? beberapa bulan terakhir jadwal selesainya proyek LNG Bontang - dan juga Blang Lancang di Aceh - ditanyakan melalui surat dan misi peninjau Jepang ke Indonesia. Memang, sudah beberapa kali ada pergeseran tanggal perkiraan rampungnya proyek LNG Bontang. Menurut jadwal Bechtel Incorporated, kontraktor Pertamina yang dipasrahi kepercayaan membangun kedua proyek LNG itu, pengapalan pertama dari Bontang mestinya sudah dapat dilakukan bulan Maret 1977. Jadi masih sebelum Pemilu. Setelah kedua proyek itu tertunda pembangunannya karena pelampauan taksiran biaya di awal 1976, ada perkiraan dari orang dalam Bechtel sendiri bahwa Bontalg akan "tertunda 6 bulan" (TEMPO 8 Mei 1976). Ketika bulan lalu belum tampak tanda-tanda Bontang segera dapat mulai mengekspor LNG-nya, fihak Jepang mulai bertanya-tanya. Dan Piet Haryono di Tokyo menjelaskan latar-belakang penundaan itu pada pers dan kalangan bisnis di sana. "Sebenarnya, dalam kontrak tidak ada disebutkan tanggal atau bulan apa persisnya pengapalan pertama LNG itu akan siap dilakukan", tutur sang dirut Pertamina hepada wartawan TEMPO GY Adicondro beberapa waktu lalu. Piet juga menjelaskan, bahwa kontrak antara Pertamina dengan kelima konsumen Jepang itu di akhir 1973 hanya menyebutkan ancar-ancar waktu "musim semi (spring) 1977". Berarti "kira-kira antara Maret s/d Juni 1977". Maka setelah jelas batas waktu 'musim semi 1977' itu sudah sukar teruber lagi, kedua fihak sepakat untuk menunda batas waktu pengapalan itu sebulan dua bulan lagi. Seperti diketahui, pabrik pencairan gas alam di Bontang itu akan terdiri dari dua 'rantai produksi' alias train yang sama dan sejajar. Train pcrtama itulah yang diharapkan akan rampung untuk mengekspor muatan LNG pertama ke Jepang, Juli/Agustus yang akan datang. Sedang 5 bulan berikutnya, train kedua yang tadinya diperkirakan selesai bulan Juli 1977, akan menyusul. Setelah kedua train itu selesai, tanker-tanker LNG yang dicarter Burmah Oil untuk Pertamina @ 125 juta liter akan hilir mudik mengalirkan 3,3 juta ton gas alam cair setahun menuju lima terminal penampung di Jepang. Bocor Dapatkah kali ini ancar-ancar waktu yang baru - Juli atau Agustus 1977 itu - ditaati oleh Pertamina dan kontraktornya? "Belum begitu pasti", kata sebuah sumber TEMPO yang mengikuti pembangunan proyek Bontang dan dekat. Katanya lagi: "bulan Mei trial run train pertama akan dimulai. Sesudah seluruh instalasi dites dan sambungan-sambungan yang bocor diperbaiki, mungkin baru bulan September pengapalan pertama betul-betul dapat dilakukan dengan aman". Tapi diakuinya, bahwa Pertamina telah mendesak Bechtel untuk mempersingkat jadwal kerjanya sedapat mungkin. Sehingga bisa saja akhir Juli pengapalan pertama dilakukan. Tapi bukan pengapalan pertama saja yang perlu diamankan. Seperti kata Piet Haryono di Tokyo: "kami harus menjamin supaya pengiriman seterusnya berjalan tanpa ditunda-tunda". Dalam percakapannya dengan TEMPO, Piet kelihatan ingin sekali proyek Bontang cepat selesai. "Mana mungkin kita tak ingin Bontang cepat selesai? Kan bagi Indonesia sendiri itu berarti devisa segera masuk", katanya bersemangat. Dia benar. Sebab begitu setiap pengapalan diterima dengan selamat di Jepang, para pemesan langsung harus membayar nilai muatan tanker LNG itu berdasarkan harga LNG yang dikaitkan denBan harga minyak bumi dan laju inflasi. Menurut kalkulasi konsultan BI dari New York - Kuhn, Loeb, Lazar Freres dan S.G. Warburg - hasil penjualan kotor LNG itu dari tahun 1977 sampai 1999 seluruhnya bakal berjumlah $AS 18,7 milyar. Dari jumlah itu, $AS 5,7 milyar dicadangkan untuk membayar hutang pembangunan proyek, ongkos angkut dan biaya operasi proyek. Sedang $AS 5,1 milyar merupakan jatah kontraktor Pertamina yang menemukan sumur Badak (Huffco) dan Arun (Mobil Oil). Di sektor gas alam ini belum berlaku rumus bagi-hasil yang baru seperti di sektor minyak bumi. Jadi penghasilan bersih pemerintah Indonesia menurut konsultan itu "tak kurang dari $AS 7,8 milyar", menjelang tahun 2000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus