Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Rotasi di bi

Rotasi jabatan di bi. binhadi sebagai direktur urusan luar negeri & devisa, hendrobudiyanto sebagai direktur pengawasan & pembinaan bank-bank, syahril sabirin sebagai direktur giralisasi & pasar uang.

21 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERGESERAN jabatan dalam jajaran direksi Bank Indonesia telah berlangsung pekan silam, tanpa banyak berita. Rotasi itu dialami Binhadi, direktur pengawasan dan pembinaan bank-bank, yang sekarang menjadi direktur urusan luar negeri dan devisa. Dari bank sentral sudah ada konfirmasi mengenai hal ini. Posisi sebagai pengawas dan pembina perbankan tak sampai dua tahun dijabat Binhadi. Pos yang penting itu kini dipercayakan pada Hendrobudiyanto, yang sebelumnya duduk sebagai direktur giralisasi pasar uang dan modal. Sedangkan posisi yang sekarang diduduki Binhadi sebelumnya dikendalikan oleh Syahril Sabirin -- kini menempati posisi direktur giralisasi dan pasar uang. Posisi direktur pengawasan kini semakin penting, mengingat BI berusaha betul meningkatkan kesehatan bank-bank di negeri ini. Anehnya, seorang bankir mengatakan, penggantian itu barangkali memang harus ditempuh, mengingat Binhadi dianggap terlalu kaku. Rupanya, sikap Binhadi yang serba hati-hati telah diartikan sebagai kebijaksanaan yang tidak kenal kompromi. "Banyak bank dibuatnya pontang-panting, karena sikapnya yang tidak luwes," kata seorang komisaris bank swasta devisa. Apa pun soalnya, pengawasan BI memang perlu ditingkatkan. Apalagi sejak krisis Bank Duta yang merugi US# 420 juta -- gara-gara margin trading -- dan tidak terpantau karena apa yang disebut off balance sheet dalam pembukuan. Sujitno, yang menjabat direktur pengawasan BI waktu itu (1990), bahkan dicopot. Tampak benar, sistem pengawasan BI lemah. Padahal, sedemikian strategisnya posisi direktur pengawasan, oleh banyak pihak ia bahkan dianggap sebagai orang kedua di bank sentral. Kini, Hendrobudiyanto menghadapi tugas yang tidak mudah, terlebih karena harus mengawasi bank yang jumlahnya lebih dari 8.000 buah. Memang, ia sebelumnya dinilai berhasil, antara lain karena bisa menstabilkan nilai SBI dan SBPU. Hendro, yang lulusan Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, awal 1960-an, pernah menjadi direktur di Bapindo, sebelum diminta pindah ke BI tahun 1983. MCh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus