Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ke mana uang di tanam ?

Beberapa yayasan dana pensiun mencari lahan usaha baru untuk pengembangan. berdasarkan uu dana pensiun, dana yang ditanamkan dalam bentuk tanah dan gedung terkena pph 35 %.

21 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEKUATAN likuiditas yang terhimpun di 191 yayasan dana pensiun kini mencapai Rp 6 trilyun. Dan angka ini akan terus bertambah. Jadi, sementara banyak perusahaan kelabakan mencari dana, khususnya pada saat kebijaksanaan uang ketat kini, yayasan dana pensiun justru kebingungan mencari lahan usaha. Yayasan Dana Pensiun Pertamina, yang berkekayaan Rp 500 milyar, kini harus memutar otak. Hampir Rp 300 milyar dari dananya yang ditanamkan dalam bentuk tanah dan gedung, garagara UU Dana Pensiun yang baru, kini terkena pajak. Yayasan Dana Pensiun Perkebunan juga pusing. Semula, yayasan ini berniat membangun gedung bertingkat di atas tanah miliknya (6.000 meter) di Kuningan, Jakarta. Tanahnya di Tangerang -- seluas 28 hektare -- juga akan dijadikan real estate mewah. Kini semua rencana itu batal. "Daripada terkena Pph 35%, lebih baik kami mundur," kata Anang Musa, Ketua Yayasan Dana Pensiun Perkebunan. Akhirnya, tanah yang di segi tiga emas itu disewakan pada perusahaan swasta, seharga Rp 200 juta per tahun. Untuk menutupi ketekoran karena PPh, sesuai dengan perjanjian, harga sewanya dinaikkan 8% setahun. Sedangkan tanah yang di Tangerang kini ditawar-tawarkan untuk dilego. Selain itu, pengurus yayasan yang beraset Rp 160 milyar ini harus mencari lahan untuk investasi Rp 140 milyar. Pilihan akhirnya jatuh ke deposito valuta asing. "Supaya aman," kata Anang. Aman di sini erat kaitannya dengan kewajiban yayasan kepada para pensiunan. Dana Pensiun Perkebunan, misalnya, tiap tahun hanya menerima iuran Rp 8 milyar, sedangkan kewajibannya Rp 13 milyar. "Kalau tidak disertai usaha pengembangan, dana pensiun ya bisa gembos," katanya. Agar tidak gembos, Yayasan Dana Pensiun Krakatau Steel -- beraset Rp 70 milyar -- juga menyimpan lebih dari 60% kekayaannya dalam bentuk deposito. Sisanya, 27%, ditanam di surat-surat berharga, dan 13% dipakai untuk membangun patungan pabrik besi beton. Yayasan Dana Pensiun Astra, yang swasta, juga mengandalkan deposito. Dari aset Rp 30 milyar, hanya sebagian kecil (10%) yang ditanamkan di saham. Jelaslah, yang beroleh "hikmah"nya ialah sektor perbankan. Apalagi Asosiasi Dana Pensiun memperkirakan, total dana pensiun yang terhimpun tahun depan akan mencapai Rp 9,3 trilyun. BK, Dwi Irawanto, Iwan Qodar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus