Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah melemah ke level Rp 16.256 per dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Kamis, 30 Januari 2025. Pelemahan mata uang Indonesia diprediksi bakal berlanjut pekan depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rupiah melemah 35 poin dibanding penutupan sebelumnya. Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memprediksi pelemahan bakal berlanjut. “Untuk perdagangan Kamis depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di antara Rp 16.240 - Rp 16.300 per dolar,” kata dia dalam analisis rutinnya, Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelemahan rupiah seiring dengan menguatnya indeks dolar AS. Menurut Ibrahim, sentimen yang memengaruhi pergerakan kurs, di antaranya sentimen investor terhadap kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed.
The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan pada kisaran 4,25 persen - 4,50 persen pada 30 Januari 2025 waktu setempat. Meski demikian, investor mencerna sentimen hawkish atau proyeksi suku bunga masih akan tinggi dari pertemuan The Fed tersebut.
Hal ini, menurut Ibrahim, menempatkan Bank Sentral dalam pola menahan sementara. “Mereka menunggu inflasi lebih lanjut dan data pekerjaan serta kejelasan tentang dampak kebijakan Presiden Donald Trump," ujarnya.
Pejabat The Fed dinilai menekankan komitmen mereka untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat sampai mereka memperoleh lebih banyak keyakinan bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju target, yakni sebesar 2 persen.
Mata uang Asia juga menghadapi tekanan ke bawah dari ketidakpastian kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Dia diperkirakan akan menerapkan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai Sabtu ini, dengan potensi tarif tambahan pada barang-barang Cina.
Pilihan Editor: Guncangan Baru Penekan Rupiah