Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

2 Mei 2024 | 16.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menyatakan keputusan Federal Reserve (The Fed) yang membatalkan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) lebih lanjut pada tahun 2024 hingga kini memberikan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Federal Reserve membatalkan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut yang menurunkan dolar dan memberikan sedikit keringanan pada harga komoditas. Namun, The Fed masih mengisyaratkan pihaknya tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunga,” kata Ibrahim Assuabi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data-data ekonomi AS yang dirilis semalam juga memberikan hasil yang beragam. Ada yang lebih baik dari proyeksi seperti data Automatic Data Processing (ADP) Non Farm Payrolls sebesar 192 ribu dari prediksi 179 ribu.

Ada pula yang di bawah prediksi seperti data Purchasing Manager’s Index (PMI) versi Institute of Supply Management (ISM) yang sebesar 49,2 dari perkiraan 50,0.

Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah menguat 74 poin atau 0,46 persen menjadi Rp16.185 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.259 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turut menguat ke level Rp16.202 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.276 per dolar AS.

Senada, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menganggap ada dua poin yang bisa diambil dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powel dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu dini hari, 1 Mei 2024.

Pertama, The Fed, tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun 2024. Kedua, The Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini.

Selanjutnya: Batalnya kenaikan suku bunga memberikan kelegaan ke pasar

Di satu sisi, ujar dia, pernyataan soal tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko.

Di sisi lain, indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tak mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.

Meninjau faktor dari dalam negeri, data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen.

Seperti diketahui, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi tahunan mencapai 3 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,19 persen (year-to-date/ytd).

Berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), angka inflasi sebesar 0,25 persen pada April 2024 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Adapun IHK mengalami peningkatan dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,4 pada April 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus