BILA orang desa ingin memuas-muaskan mata di Jakarta, maka tak ada salahnya mereka duduk seharian di pinggir jalan raya Jenderal Sudirman. Dari situ bisa disaksikan, lagak ragam mobil-mobil mewah yang kini sedang berada pada puncak persaingannya. Pendatang baru dalam arena adalah sedan BMW seri 3 mutakhir, yang pekan silam diluncurkan oleh PT Tjahja Sakti Motor. Nama lengkapnya BMW 318i-M40, tipe yang dibanggakan pabrik mobil BMW AG, setidaknya untuk menyaingi sedan Mercedes Benz seri 200. Seirama dengan itu, tahun depan, Tjahja Sakti Motor akan meluncurkan BMW seri 5 baru di Indonesia. "Target kami memang akan menyaingi Mercedes Benz," kata Sugianto, Presiden Direktur Tjahja Sakti. Mercedes dan BMW -- dua sedan mewah dari Jerman Barat -- memang dikenal sangat bersaing di pasar internasional. Ditinjau dari harga, sedan BMW memang jauh lebih murah dari sedan-sedan Mercedes Benz. Harga semua tipe sedan Mercedes di pasar Indonesia sudah di atas Rp 100 juta, sedangkan BMW-318i-M40 dan seri 5 masih di bawah Rp 100 juta. Tahun silam, konon, pasar BMM mampu mengungguli pasar Mercedes di Eropa dan Jepang. Negeri superkaya Jepang, menurut laporan majalah Fortune, tahun silam mengimpor tak kurang dari 15.000 unit BMW. Yang menyebabkan mobil ini disukai di Jepang adalah pemakaian bensinnya cukup irit (bila dijalankan rata-rata 90 km per jam, 1 liter bisa mencapai 16 km). Tapi sebenarnya adalah BMW seri 7 (bermesin 3.453 cc) yang berhasil merebut pangsa terbesar sedan mewah di Eropa, AS, dan Jepang. Sampai pekan silam, pemerintah belum mengizinkan BMW seri 7 itu masuk ke Indonesia. Belum jelas apa alasannya. Mungkin karena mobil tersebut dianggap berbahaya (bisa dipacu sampai 255 km per jam) tapi mungkin juga karena impornya bisa menyedot devisa yang cukup besar. Harganya di Jepang saja sekitar Rp 180 juta. Anehnya, sedan Baby Benz yang Rp 160 juta itu -- sama nilainya dengan satu blok rumah Perumnas -- bisa masuk ke sini. Dan laris. Tak heran bila pasaran mobil mewah di Indonesia pada semester pertama 1988 masih diungguli Mercedes. Ini menurut catatan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Sejak Januari, jumlah sedan Mercedes (seri 300E dan 200) mencapai 719 unit, sedangkan penjualan sedan BMW (520i dan 318i) baru mencapai 449 unit. Direktur Pemasaran Tjahja Sakti Motor Jammy Setiadi, yakin bahwa keluarnya-tipe baru ini akan mempercepat pemasaran BMW yang hampir seluruhnya (kecuali aki dan ban) diimpor dari Jerman Barat. Helmy Sungkar, yang senantiasa malang melintang di dunia reli mobil Indonesia, melihat BMW seri 3 baru ini sebenarnya tidak banyak membawa perubahan. Kekuatan mesinnya semakin ditingkatkan memang suatu hal yang dulu memang dikeluhkan para penggemar BMW. "Soalnya, siluet BMW adalah mobil sportif. Tapi power-nya kurang," kata Helmy. Kini lewat seri 3 baru, mesinnya benar-benar andal, gigi-gigi transmisinya sudah disesuaikan, dan shok absorber bisa disetel keras atau lunak. Pokoknya, canggih. Mobil 1.800 cc bergigi lima ini, menurut catatan pada dashboard, mampu berlari 240 km per jam. Mungkin cuma pengemudi senewen yang berpacu selaju itu di Jalan raya Jakarta. Pada sebuah tes di jalan tol Gatot Subroto, Jakarta -- yang diikuti TEMPO BMW baru itu berlari 160 km per jam, dengan gigi empat pada RPM 6. Tapi bila Anda berduit dan masih bisa bersabar, silakan menunggu BMW seri 5 baru (518iS), yang akan diluncurkan tahun depan. Tipe ini menunjukkan banyak perubahan, baik dalam desain maupun kecanggihan mesin. Model lama, kata Helmy, kelemahannya, pada bempernya yang kurang besar. "Asal harganya nanti tidak berubah terlalu ekstrem, BMW seri 5 itu bisa bersaing dengan Baby Benz," begitu ramalan Helmy Sungkar. BMW seri 520iS dewasa ini dipasarkan seharga Rp 90 juta. "Yang kami incar bukan orang yang mau belajar pegang setir. Sasaran kami adalah orang-orang mapan, yang ingin memiliki mobil kedua, ketiga, atau keempat," ujar Jammy Setiadi. Dia yakin, mobil baru ini akan mampu merenggut perhatian konsumen mobil mewah, yang akhir-akhir ini sedang ketagihan Baby Benz. Helmy menduga, BMW, yang berusaha merebut penggemar di seluruh dunia, ternyata kini mulai diperhitungkan oleh Mercedes. Buktinya, Mercedes sudah berani mengeluarkan tipe-tipe dalam bentuk yang sportif seperti Baby Benz. Tahun silam, BMW, yang diproduksi dari tiga pabrik di Jerman Barat, sudah berhasil menjual 460.000 unit sedan. Yang harus diperhitungkan juga adalah mobil mewah Volvo 740. Pasarannya memang belum kuat, tapi suatu keunggulan komparatif pada Volvo ialah, mobil ini setiap hari simpang siur di Ibu Kota dengan menteri-menteri Kabinet Pembangunan V di dalamnya. Hanya saja Volvo yang kini dipasarkan oleh grup Indo Mobil belum dianggap saingan BMW, yang dipasarkan kelompok Astra International. Toh sasaran yang ingin ditaklukkan Astra adalah Honda Accord, yang dipasarkan Imora Motor dengan harga lebih rendah sekitar 15%. Sampai kini Honda Accord ternyata masih paling banyak penggemarnya. Selama semester pertama 1988, sedan ini terjual hampir mencapai 1.500 unit. Dan harganya termurah di kelas mewah: Rp 59 juta. MW
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini