Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa BUMN saat ini dalam kondisi sehat, tercermin dari terus menurunnya rasio utang.
"Utang BUMN itu menjadi perhatian dan Alhamdulillah, saya sudah paparkan bahwa utang BUMN itu menurun dari 36 ke 34 persen, jumlah rasio yang tadinya antara total utang dan total equity," kata Erick di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 16 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun, rasio utang terhadap modal BUMN terus turun dari 38,6 persen pada 2020, menjadi 36,2 persen pada 2021 dan hingga triwulan III 2022 mencapai 34 persen.
"Saya pernah sampaikan total utang itu Rp1.600 (triliun), total equity Rp3.200 (triliun). Artinya apa? Sehat. Kalau kami sebagai pengusaha punya usaha utangnya berapa persen, 70 persen, equity-nya 30 persen, jadi sehat," ujar Erick.
Ia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023-2024 juga terus mendorong BUMN untuk melayani rakyat dengan menyelesaikan infrastruktur strategis pusat dan daerah.
"Tadi, Pak Jokowi juga menekankan terus BUMN didorong untuk melayani rakyatnya, kami tidak pernah berbisnis sama rakyat," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengantisipasi dampak konflik geopolitik global
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa dalam Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2023-2024, pihaknya memberikan perhatian yang besar terkait dengan berbagai permasalahan yang menjadi perhatian rakyat, salah satunya ialah mencermati permasalahan dampak utang sejumlah BUMN.
Selain itu, juga mengantisipasi dampak konflik geopolitik global yang masih dalam ketidakpastian, fenomena alam cuaca ekstrim El Nino terhadap ketahanan pangan dan ketersediaan air bersih, serta menyoroti persoalan maraknya kasus kekerasan seksual.
Kemudian, mencermati proses transisi energi Indonesia dalam mendukung energi terbarukan, mewaspadai fenomena kejahatan elektronik perbankan yang mengancam keamanan data pribadi, dan menekankan pentingnya pendampingan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah.