Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sejumlah perusahaan swasta nasional tengah memburu peluang pengelolaan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang akan mulai beroperasi sebelum akhir tahun ini. Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia, mengatakan tak sedikit entitas non-pelat merah yang mengincar posisi operator proyek strategis nasional tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Untuk jangka panjang, proyek ini bagus secara komersial. Artinya, ada potensi return besar,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Emiten berkode SMDR itu ikut mendaftar prakualifikasi (PQ) lelang operator Pelabuhan Patimban melalui anak usahanya, PT Samudera Terminal Indonesia. Dari segi pengalaman, Bani yakin manajemennya bisa mengelola segala pelabuhan. Saat ini Samudera Indonesia tengah memegang konsesi pengoperasian Terminal Kargo Palaran di Samarinda, Kalimantan Timur, berdurasi 50 tahun. “Mulai kami pegang sejak 2010. Artinya, pengalaman kami 10 tahun, belum termasuk proyek terminal di luar negeri,” ujarnya.
Proses lelang di Kementerian Perhubungan baru sampai tahap pengembalian berkas pada 15 Oktober lalu. Hingga kemarin, belum ada informasi mengenai kebutuhan modal yang harus dibayar operator Pelabuhan Patimban, termasuk potensi pengembalian investasi bagi pemenang tender.
Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), Aulia Febri, mengatakan lelang itu sangat diminati perusahaan swasta. “Seharusnya memang badan usaha milik negara (BUMN) mengejar proyek luar negeri, jangan di kandang,” katanya, kemarin.
Berdasarkan catatan Asosiasi, terdapat 10 entitas yang mengambil formulir PQ. Selain Samudera Terminal Indonesia, ada PT CT Corp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic and Support Services, PT UC Services, PT Hasnur Jaya International, PT Hasnur Resources Terminal, PT Wahyusamudra Indah, serta PT Pelayaran Tempuran Emas (Temas) Tbk. Dua perusahaan lainnya merupakan anak usaha perseroan, yaitu PT Kaltim Kariangau Terminal, yang menjadi bagian PT Pelindo IV (persero), serta PT Waskita Karya Infrastruktur.
Direktur Armada PT Temas, Japie Ernest Tasijam, memastikan entitasnya memenuhi persyaratan tender yang diminta Kementerian Perhubungan. Dia belum ingin berkomentar mengenai rencana pengembangan. “Saya rasa semua peserta akan mengikuti ketentuan pemerintah saja,” ucapnya
Direktur Utama PT Pelindo II (Persero), Arif Suhartono, membenarkan bahwa manajemennya batal ikut lelang meski sempat melirik potensi Pelabuhan Patimban. Menurut dia, perusahaan memilih berfokus mengembangkan infrastruktur Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara. Pendanaan bisa dihemat untuk proyek strategis lain, seperti Terminal Kijing di Kalimantan Barat serta Terminal Kalibaru alias New Priok Container Terminal. “Bagus karena akan ada persaingan terbuka,” katanya.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan jumlah peserta lelang mengerucut setelah seleksi pada tahap prakualifikasi. Pengumuman hasil kualifikasi akan berlanjut dengan pengajuan request for proposal (RFP) hingga akhir November. “Sambil menunggu lelang selesai, pelabuhan akan dioperasikan oleh kantor kesyahbandaran,” ucapnya.
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo