Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang – Semenjak beberapa tahun yang lalu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) mulai melirik bisnis white clay atau tanah liat. Bisnis white clay ini menjadi salah satu langkah alternatif yang diambil manajemen perseroan dalam menghadapi oversupply semen di pasar nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahan baku white clay sendiri sudah tersedia di tambang milik Semen Baturaja dan tidak memerlukan investasi yang besar dalam pengolahannya. Demikian disampaikan oleh Direktur Utama PT. Semen Baturaja, Jobi Triananda Hasjim dan Vice President Corporate Secretary, Basthony Santri, Kamis, 23 Januari 2020. “Bisnis ini salah satu langkah alternatif yang diambil manajemen perseroan dalam menghadapi oversupply semen,” kata Jobi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jobi menambahkan, Semen Baturaja telah melakukan uji coba penjualan white clay dengan volume lebih dari 6.000 ton pada tahun lalu. Di tahun 2020 ini, Semen Baturaja menargetkan penjualan white clay sebanyak 50.000 ton.
Kabar terbaru, perseroan juga menjalin kerja sama penjualan white clay dengan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang serta beberapa perusahaan swasta lainnya. Dengan terbukanya peluang pasar tersebut, Jobi optimistis laju dan pertumbuhan perseroan semakin baik di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dewasa ini. “Selain PT Pusri, perseroan juga sedang menjajaki kerjasama dengan perusahaan lainnya,” ujarnya.
Menurut Jobi, tanah liat produksi Baturaja akan menjadi bahan baku produksi pupuk milik PT Pusri. Kepastian ini didapat setelah adanya kerja sama dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor di Palembang, Sumatera Selatan ini, dalam membangun sinergitas yang saling menguntungkan. “Tahun ini, SMBR siap mensuplai White Clay sebanyak 50.000 MT per tahunnya kepada Pusri,” imbuh Jobi.
Sementara itu President Corporate Secretary PT. Semen Baturaja, Basthony Santri memastikan, white clay yang akan disuplai ke PT Pusri berasal dari tambang dan pabrik milik SMBR serta telah melalui proses produksi dan quality control. Sehingga, dia berkeyakinan kerja sama ini akan lebih menguntungkan kedua perseroan khususnya bagi Pusri karena lokasi yang berdekatan sehingga lebih hemat.
Di tahun 2020, PT Semen Baturaja Tbk. akan fokus pada ekspansi produk semen dari hulu ke hilir sebagai salah satu strategi perseroan dalam menghadapi oversupply semen. Selain bisnis White Clay, SMBR juga telah menjajaki bisnis mortar, bata ringan dan beton porous. “Untuk semen mortar sudah dilakukan trial market di area Lampung mulai bulan Oktober 2019 lalu,” kata Basthony.
PARLIZA HENDRAWAN