Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Semua Mengaku Terbesar

Bisnis komputer mulai ramai dan bersaing, a.l: ibm, wang, nv. soedarpo corporation. ada yang memerangi saingan lewat iklan, ada yang mengejar konsumen.

25 Oktober 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KESIBUKAN meningkat di beberapa perusahaan komputer. Mereka sedang berbenah untuk meraih lebih banyak konsumen lewat Expo Komputer yang berlangsung di Balai Sidang Senayan, Jakarta 21 - 24 Oktober. "Kami akan memamerkan mesin baru IBM 3279 dengan terminal baru," ujar Ir. G. Sumariyono, Kepala Hubungan Masyarakat PT IBM Indonesia 81 ruangan kerjanya di Wisma Metropolitan, Jakarta. Ia tidak menyebutkan berapa harga mesin baru itu. Tapi harga jual memang kurang penting bagi perusahaan komputer tersebut, karena hampir seluruh komputer IBM yang beredar berstatus sewa. Banyak instansi pemerintah menyewa komputer merk IBM ini di samping sejumlah perusahaan swasta. "Kami juga menjual langsung. Pesan dulu, setahun kemudian baru komputer dikirim. Karena mesin itu dibuat berdasarkan pesanan pembeli," kata Sumariyono. IBM Indonesia dengan agen tunggal PT Usaha Sistem Informasi (USI) kini menyewakan 100 mesin komputer yang dipasang di seluruh Indonesia. "Mulai dari yang terkecil hingga yang sophisticated ," kata J .P. Subandono, Dir-Ut PT USI Jaya. Kalangan pengusaha komputer memperkirakan mesin yang dipasang IBM paling tinggi nilainya dibandingkan dengan merk lain. Ini mungkin berkat sejarah perusahaan itu yang memang cukup panjang di sini. Menurut cerita Sumadiyono, IBM sejak 1938 sudah beroperasi di sini. Waktu itu namanya Watson's Bedrijfmachines Java NV. Cerah Popularitas IBM kelihatannya ingin direbut oleh Wang, sebuah perusahaan komputer terbesar ke 6 di dunia yang didirikan An Wang, kelahiran Shanghai. Masuk ke Indonesia tahun 1972 tiap tahun perusahaan ini mengeluarkan Rp 50 juta untuk iklan. Hasilnya? "Paling tidak kami sudah dikenal orang," jawab Paul Spencer Wechtel, Kepala Humas PT Metrodata Indonesia, agen Wang. Selain ongkos promosi yang tinggi, pemasaran Wang dilakukan dengan pencarian konsumen yang agresif. "Kami tak menunggu tapi mengejar pemakai. Iklan memang harus bersaing dengan IBM. Sebab bagi masyarakat saat ini IBM itu identik dengan komputer," kata Paul. Melalui selebaran, Wang--yang pusatnya di Massachussets, AS--malahan mengaku sebagai perusahaan terbesar. Tapi sebagaimana dikatakan Ir. Ichyar Musa, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Nasional Informatika (APNI), sulit untuk membenarkan pernyataan seperti itu. "Kita hitung instalasinya atau nilai uangnya?" dia bertanya. Kalau dari jumlah instalasi, Wang mungkin sudah di atas. "Sudah 140 instalasi kami saat ini," kata Paul Spencer bangga. Tak mau ketinggalan NV Soedarpo Corporation, pengedar dua mesin komputer dari Amerika Serikat masing-masing Sperry Univac dan GCS. Perusahaan yang bergerak sejak 1958 itu kini sedang menggarap pemasangan enam komputer baru di beberapa instansi pemerintah dengan harga total Rp 800 juta. "Kami memang kecil dibandingkan dengan IBM. Tapi bisnis ini punya prospek cerah. Tahun depan kami akan menggencarkan iklan," kata Usmawi Saleh, Manajer Umum NV Soedarpo. Selama ini perusahaan milik Soedarpo Sastrosatomo, Dir-Ut PT Samudera Indonesia itu, untuk kalangan tertentu cuma dikenal sebagai pemilik perusahaan pelayaran. Padahal kini dia sudah memasangkan 36 instalasi komputer dengan nilai Rp 5,9 milyar. Perusahaan-perusahaan mesin pintar itu menyadari iklan saja tak cukup. Lobby ikut memperlancar pemasaran. Terutama untuk instansi pemerintah. Memang sudah ada Badan Kerjasama Otomatisasi Administrasi Negara (Bakotan) yang menentukan apakah sesuatu instansi pemerintah perlu memakai mesin pintar. "Tetapi lembaga ini tidak mempunyai ahli komputer yang menguasai semua jenis mesin. Dikhawatirkan dalam menentukan pilihan merk mesin kurang cermat," kata seorang pengusaha. Untuk menutupi kekurangan itu mungkin APNI bisa membantu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus