Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Sharp Electronics Indonesia merelokasi pabrik mesin cuci dua tabung dari Thailand ke Karawang, Jawa Barat. PR dan Brand Communication Sharp Pandu Setio mengatakan relokasi itu dalam bentuk perluasan bangunan pabrik yang sudah ada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memperluas. Kan pabriknya sekarang sudah ada. Jadi nanti kami di bulan Juli akan grand opening untuk perluasan pabrik," kata Pandu di kantor Tempo Media, Jakarta, Selasa, 18 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Marketing Communication Asst. General Manager Sharp Agus Soewadjie mengatakan grand opening perluasan itu akan dilakukan pada 10 Juli 2019. Namun, dia enggan membeberkan nilai investasi dan luas pabrik terbaru itu. "Kami belum tahu detailnya. Nanti kami undang saja tanggal 10 Juli," ujar Agus.
Dia mengatakan mesin cuci yang full auto top loading untuk di Indonesia biasanya impor dari Thailand. Hal itu, kata dia, karena di berbagai negara Sharp punya pabrik dengan keunggulan masing-masing.
Pandu juga mengatakan Indonesia merupakan pasar yang masih besar bagi Sharp. Adapun nantinya di Thailand tetap ada mesin cuci yang diproduksi, namun dengan model yang berubah.
"Jadi disesuaikan dengan kebutuhan lokal di pasar lokal Indonesia. Yang di Thailand akan memenuhi kebutuhan mesin cuci untuk di seluruh dunia," ujarnya.
Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan stock elektronik dari permintaan tiap negara, Sharp melakukan pertukaran dari pabrik di berbagai negara.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menyampaikan produsen elektronika Sharp Corporation dan LG Eletronics akan merelokasi sejumlah unit produksi mereka ke Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu peluang yang didapat Indonesia di tengah berlangsungnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.
“Sebagai negara dengan kondisi geopolitik yang cukup stabil, Indonesia kini semakin diincar oleh investor asing,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Minggu, 16 Juni 2019.
Terlebih, kata Airlangga, beberapa waktu lalu, lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) Global Ratings meningkatkan peringkat utang jangka panjang atau sovereign credit rating Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Dengan demikian, Indonesia kini memperoleh status layak investasi atau investment grade dari ketiga lembaga pemeringkat internasional, yakni S&P, Moody's, dan Fitch.
Baca berita tentang Sharp lainnya di Tempo.co.