Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini 26 Januari diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Garuda Indonesia. Berikut kilas balik pendirian maskapai Garuda Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Garuda Indonesia adalah salah satu maskapai penerbangan populer dan banyak beroperasi di Indonesia. Bukan tanpa alasan, kini Garuda Indonesia melayani lebih dari 60 destinasi di seluruh dunia. Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga dikenal sebagai maskapai bintang lima dengan layanan terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik nama besarnya, Garuda Indonesia ternyata memiliki sejarah panjang hingga saat ini menjadi maskapai besar di Indonesia. Sejarah berdirinya Garuda Indonesia dimulai pada 26 Januari 1949, di mana atas inisiatif dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), menjadi maskapai yang disewakan kepada pemerintah Burma.
Penerbangan Komersial Pertama Indonesia
Melansir dari laman resmi Garuda Indonesia garuda-indonesia.com, Pada 26 Januari 1949 penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamai “Indonesian Airways” kepada pemerintah Burma.
Kemudian pada tahun 1949, peran “Indonesian Airways” pun berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB). Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950. Sesampainya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer.
Selanjutnya: Munculnya maskapai nasional Indonesia
Munculnya Maskapai Nasional Indonesia
Dengan ditandatanganinya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij-Inter-Insulair Bedrijf).
KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.
Lahirnya Garuda Indonesian Airways (GIA)
Pada tanggal 21 Desember 1949, hasil KMB berujung pada perundingan lebih lanjut antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan penerbangan KLM untuk mendirikan perusahaan penerbangan nasional. Presiden Soekarno memilih dan memutuskan menamai maskapai ini "Garuda Indonesian Airways" (GIA).
Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara Indonesia. Direktur Jenderal pertama GIA selama masa transisi itu adalah Dr. E.Konijneburg yang merupakan orang Belanda. Bahkan armada pertama GIA pertama merupakan warisan dari KLM-IIB.
Selanjutnya: Penerbangan perdana Garuda Indonesia
Penerbangan perdana Garuda Indonesia Airways (GIA)
Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta. Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1950, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240.
Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya pada tahun 1956 Garuda Indonesia berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia. Pada tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir.
Garuda Indonesia Masa Kini
Saat ini, Garuda Indonesia melayani lebih dari 60 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di Indonesia. Garuda Indonesia Group mengoperasikan 210 armada pesawat sebagai jumlah keseluruhan dengan rata-rata usia armada dibawah lima tahun. Adapun Garuda Indonesia sebagai mainbrand saat ini mengoperasikan sebanyak 142 pesawat, sedangkan Citilink mengoperasikan sebanyak 68 armada.
RINDI ARISKA (MAGANG PLUS)
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.