Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Karlina Supeli, mengatakan kolektivitas bisa menjadi hal yang buas. Hoax, berita bohong, dan disinformasi yang terjadi di era reformasi digital terjadi begitu saja dan didominasi tema-tema politik dan SARA.
“Orang-orang yang tidak dapat menerima fakta cenderung akan menciptakan fakta alternatif yang membentuk disinformasi," kata Karlina dalam Tempo Media Week 2017, yang digelar di Perpustakaan Nasional, Jumat, 24 November 2017.
Karlina menambahkan, informasi yang meluncur lewat Internet sulit dikontrol. "Media alternatif dulu menjadi ruang aktivis, sekarang menjadi tempat orang bisa ngomong apa saja," ujarnya dalam seminar Media dan Gemuruh Zaman Digital bertema “Tsunami Informasi, Hoax, & Perginya Akal Sehat.”
Baca: Perangi Hoax, Tempo Media Group Gelar Tempo Media Week 2017
Karlina menjelaskan, dengan mengolah akal budi yang baik, manusia akan dapat mengontrol hasratnya dalam berbagai hal. Hasrat inilah yang menyebabkan emosi di dalam dunia digital. Karena itu, ketika hasrat sudah dapat dikontrol, emosi juga dapat ditekan untuk mengurangi disinformasi sebagai kepentingan personal.
“Di dalam akal budi kita belajar membedakan, mematangkan akal kita, dan mengambil keputusan nalar. Nalar hanya membantu menyiapkan fakta-fakta,” tuturnya.
Selain itu, Karlina berbicara mengenai bagaimana menghadapi dunia digital yang tidak dapat terelakkan. Ia mengatakan, dalam menghadapi dunia digital, setiap orang harus merawat akal sehat dan mendidik hasrat. Bahkan, menurut dia, seseorang dengan pendidikan yang baik tanpa dibarengi dengan akal sehat yang baik, dapat tersesat di dalam era reformasi digital.
“Teknologi digital adalah teknologi yang ramah tapi tidak menjamin terbentuknya masyarakat yang ramah. Jadi yang terbentuk adalah model keintiman baru,” ujar Karlina.
Tempo Media Week 2017 berlangsung pada 24-26 November 2017 di gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta. Tempo Media Week menghadirkan berbagai macam kegiatan, seperti seminar, talk show, pameran foto, bazar buku, master class, dan workshop.
Ada pula acara #PanggungIndonesia2045 yang menghadirkan sebelas pemuda Indonesia yang berkarya di berbagai bidang serta #RebutKursiPemred, di mana pemenang akan merasakan menjadi Pemimpin Redaksi Koran Tempo selama sepekan menggantikan Budi Setyarso dan dapat jalan-jalan ke Toraja.
ZUL’AINI FI’ID N. | MWS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini