Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Soal Mandor Bule di IKN, Luhut: Karena Mereka Bekerja Cepat, Kita Harus Belajar

Menteri Luhut blak-blakan soal alasan memilih orang asing atau bule untuk bertindak sebagai pengawas proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

22 Juni 2023 | 17.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pada akhir Juni lalu, Presiden Joko Widodo menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Kordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali, yang selanjutnya menjadi PPKM Jawa-Bali. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan kembali alasan memilih orang asing atau bule untuk bertindak sebagai pengawas proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Menurut Luhut, orang yang mengkiritik soal bule itu tidak melihat bagaimana kenyataannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luhut mencontohkan Stasiun Padalarang untuk proyek Kereta Cepat jakarta-Bandung, jika orang asing tidak bekerja, maka tidak akan selesai juga pembangunannya. “Karena mereka bekerja cepat kita harus belajar juga, jangan teriak-teriak,” ujar dia di Stasiun Halim, Jakarta Timur, pada Kamis, 22 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Luhut blak-blakan soal alasan penggunaan mandor bule untuk mengawasi proyek IKN. Menurutnya, kualitas pekerjaan menjadi kunci utama. "Oleh karena itu, saya sudah lapor Pak Presiden, pengawas itu kita dengan terpaksa, dengan segala hormat, kita pakai bule-bule untuk menjaga kualitas," kata Luhut dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI pada 9 Juni 2023. "Jangan nanti Istana Presiden itu jadi, tapi kualitasnya tidak bagus."

Ketua Satuan Tugas Percepatan Investasi di IKN itu lalu memaparkan pihaknya telah mengidentifikasi rencana pengembangan, skema insentif dan model bisnis, hingga status tanah di IKN untuk ditawarkan kepada para investor.

Langkah komunikasi dengan negara-negara yang telah menyampaikan minat untuk ikut membangun IKN juga telah dilakukan. Sejumlah negara itu seperti seperti Uni Emirat Arab, Cina hingga beberapa negara Timur Tengah.

Minat investor untuk tutur membangun IKN, menurut Luhut, juga sangat besar. Bahkan, salah satu pakar pengembang kota asal Shenzen, Cina, sudah meminta untuk bisa segera masuk.

Antusiasme yang tinggi juga ditunjukkan investor Singapura yang ditemui Luhut dalam acara Temasek Ecosperity. "Kemarin di Singapura, itu mereka apresiasi terhadap ini karena ini adalah green city, green capital pertama di dunia," kata Luhut.

Namun, hal itu dikritik oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Menurut Bhima, proyek IKN mestinya memprioritaskan tenaga kerja lokal.

"Sayang kalau lebih memilih mempekerjakan tenaga asing. Apalagi kalau cuma di level supervisor atau pengawas," kata Bhima ketika ditemui di Menara Rajawali Jakarta Selatan, Rabu, 14 Juni 2023. "Masih banyak tenaga kerja lokal yang kompeten dan berkualitas."

MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan sejak 2018. Pernah meliput isu teknologi, sains, olahraga, dan ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti Kursus Jurnalistik Intensif di Tempo Institut dan magang menjadi wartawan Tempo pada akhir 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus