Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sri Mulyani Was-was RI Kena Rambatan Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi Global

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai rambatan melambatnya pertumbuhan ekonomi global ke perekonomian dan sektor keuangan domestik.

3 November 2023 | 11.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai rambatan dari pertumbuhan ekonomi global yang melambat ke perekonomian dan sektor keuangan domestik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"KSSK berkomitmen terus melanjutkan penguatan koordinasi dan sinergi serta meningkatkan kewaspadaan dari risiko global ke depan, termasuk rambatan pada perekonomian dan sektor keuangan domestik," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di Jakarta Pusat pada Jumat, 3 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global melambat dengan adanya ketidakpastian yang meningkat tinggi. Ini ditambah dengan divergensi atau perbedaan pertumbuhan antarnegara yang semakin melebar.

"IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 mencapai 3 persen dan melambat pada 2024 menjadi 2,9 persen," ucap Menteri Keuangan ini.

Menurut Sri Mulyani, ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2023 masih menunjukkan pertumbuhan kuat yang ditopang konsumsi rumah tagga dan sektor jasa. Sebaliknya, perekonomian Cina menunjukkan perlambatan dipengaruhi pelemahan konsumsi dan krisis di sektor properti. 

"Tekanan inflasi diperkirakan masih ditinggi, dipicu kenaikan harga energi dan pangan akibat eskalasi konflik geopolitik, terjadinya fragmentasi ekonomi dan fenomena El Nino," tutur Sri Mulyani. 

Menteri Keuangan menyebut, negara-negara maju menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Ini termasuk bank sentral AS yang menaikkan Fed Fund Rate.

Sri Mulyani memperkirakan, Fed Fund Rate masih berada di level yang tinggi dalam jangka waktu lebih lama atau higher for longer. Kenaikan suku bunga global ini, kata dia, diperkirakan diikuti dengan kenaikan imbal hasil surat utang atau yield obligasi tenor jangka panjang di negara-negara maju, khususnya obligasi pemerintah AS.

Selanjutnya: Ini adalah akibat dari peningkatan kebutuhan pembiayaan....

Ini adalah akibat dari peningkatan kebutuhan pembiayaan pemerintah AS dan adanya premi risiko jangka panjang. Perkembangan ini lantas memicu aliran modal asing keluar dari emerging market ke negara-negara maju.

"Ini mendorong penguatan signifikan mata uang dolarAS terhadap berbagai mata uang dunia," ujar Sri Mulyani.

Kendati demikian, KSSK memperkirakan perekonomian Indonesia tetap terjaga, tumbuh baik, dan berdaya tahan. Konsumsi swasta diperkirakan masih tumbuh kuat, sejalan dengan indikator keyakinan konsumen yang msh tinggi, terkendalinya inflasi, dan aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu. 

"Percepatan belanja APBN diharapkan dapat mendorong konsumsi pemerintah dan menjaga daya beli masyarakat," tutur Sri Mulyani.

Sementara investasi bangunan dan non-bangunan memasuki tren peningkatan. Ini seiring dengan kemajuan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).

Pada sisi lain, lanjut dia, sebagaimana dialami banyak negara, aktivitas ekspor nasional mengalami perlemahan. Ini sejalan dengan melemahnya perekonomian global. 

"Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi nasional ke depan diperkirakan masih tetap terjaga kuat," ujar Sri Mulyani. "Pertumbuhan ekonomi untuk 2023 diperkirakan pada tingkat 5,1 persen."

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus