Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Studi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Berlangsung Hingga 2020

Bakal menampung 9 juta penumpang per tahun.

25 September 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pameran kereta api cepat dari China Railway Corporation di Atrium Senayan City, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Pemerintah akhirnya meneken komitmen teknis proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan, Danto Restyawan, mengatakan penandatanganan dokumen ini menjadi permulaan studi proyek sebelum memasuki fase desain dan konstruksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Danto, tahap studi akan berjalan hingga Oktober tahun depan. "Pada Mei 2020, konsultan JICA akan memberi laporan untuk memutuskan kelanjutan proyeknya," kata dia seusai penandatangan komitmen tersebut di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari salinan nota kesepahaman teknis yang didapat Tempo, kedua pihak menyepakati delapan poin teknis pada proyek. Kesepakatan itu antara lain penggunaan rel sempit 1.067 milimeter dan kereta berpenggerak mesin diesel. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menangani sterilisasi jalur kereta cepat yang terbentang sepanjang 715 kilometer di samping jalur kereta Jakarta-Surabaya yang lama. Kedua pihak pun sepakat mengedepankan peran swasta dalam proyek ini, lewat skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, mengatakan kereta berkecepatan maksimum 160 kilometer per jam itu bisa menampung 9 juta penumpang per tahun. Perhitungan tersebut memakai asumsi 54 perjalanan sehari dengan enam gerbong berpenggerak diesel. "Diharapkan akan menggeser penumpang pesawat."

Zulfikri mengatakan pengerjaan jalur kereta cepat akan dikerjakan dalam dua fase, yakni pembuatan jalur baru dari Jakarta ke Semarang serta peningkatan kapasitas jalur existing dari Semarang ke Surabaya. "Sepanjang 50 kilometer akan dibuat melayang."

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan akan mulai menghilangkan 500 simpang sebidang dari total 1.992 perlintasan silang di sepanjang jalur Jakarta-Surabaya. Penanganannya bisa dengan membangun underpass, jembatan layang (flyover), maupun jembatan penyeberangan orang. "Tergantung lokasi. Kalau di desa bisa dibangun underpass."

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan nilai investasi proyek ini baru bisa diketahui pada ujung studi atau preparatory survey, tahun depan. Sebelumnya, dia memperkirakan harga tiket kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa mencapai Rp 400 ribu per perjalanan. "Return (pengembalian investasi) proyek katakanlah 10 tahun. Kalau investasi melebihi Rp 60 triliun, harga juga bisa lebih," katanya.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, memastikan akan melakukan transfer teknologi dalam proyek ini. "Dibutuhkan komitmen tegas dua negara," katanya.

FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DALE


Studi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Berlangsung Hingga 2020

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus