Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mempertimbangkan kondisi likuiditas untuk menaikkan bunga deposito di tengah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI). Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, selama Agustus hingga sekarang BCA menaikkan bunga deposito satu kali saja sebesar 0,1 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selama likuiditas kita lambat, kami akan mengikuti BI. Kalau dibutuhkan dana besar, kami akan naikan sedikit demi sedikit. Buat BCA kami menunggu dulu," kata Jahja dalam konferensi pers, Kamis, 26 Januari 2027.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit BCA naik sampai sekitar 11,7 persen secara tahunan (year on year). Selain itu, kenaikan dari CASA atau Current Account and Saving Account, giro, dan tabungan mencapai Rp 81 triliun.
"Namun, karena deposito cuman naik sedikit, itu tergerus. Jadi kapan kami naikan? Kami sesuaikan dengan likuiditas kita," tutur Jahja.
Sementara pada pekan lalu, BI kembali menaikkan suku bunga acuan berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur pada 18 hingga 19 Januari 2023. Dewan Gubernur BI memutuskan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate atau BI7DRR naik sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Sebelumnya pada 22 Desember 2022, BI resmi menaikkan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Sedangkan pada November lalu, BI juga menaikkan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 50 basis poin atau 0,5 persen menjadi 5,25 persen.
Baca juga: Heboh Rekening Penjual Burung Diblokir BCA, KPK: Nama dan Tanggal Lahir Sama dengan Tersangka
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.