Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Suram Terus

Cipec mengadakan konperensi yang ke-12 di jakarta. membahas tentang dikuranginya produksi guna mencegah kemerosotan harga akibat surplus tembaga & seruan sadli tentang pembentukan cadangan penyangga. (eb)

17 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

OPEC, kelompok 13 produsen minyak, membikin harga. Dunia terpaksa menerimanya. Tapi CIPEC, kelompok 9 produsen tembaga, selalu menerima harga. Kini dunia mempunyai surplus tembaga sebanyak Ik. dua juta ton yang membuat harganya terus merosot. Dalam keadaan harganya mencapai titik terendah - sekitar 54 dollar sen per pound -- minggu lalu, Conseil Intergouvernemental Des Pays Exportateurs De Cuivre mengadakan konperensi tingkat Menterinya yang ke-12 di Jakarta. CIPEC ini pada hakekatnya mewakili cuma 40% dari produksi dunia dan suara negara berkembang. Para anggotanya - Chili, Peru, Zaire, Zambia, Indonesia, Australia, Papua Nugini, Mauritania dan ugoslavia (empat belakangan ini adalah anggota asosiasi) - dihadapkan pada persoalan: Apakah perlu dikurangi produksi guna mencegah kemerosotan harga selanjutnya? Pengurangan produksi tembaga sesungguhnya sudah terjadi, terutama sejak 1974. Zambia, yang ekonominya sangat bergantung pada ekspor tembaga menganjurkan supaya CIPEC serer.tak mengurangi lagi produksi 10-15%. Usulnya tidak diterima tapi konperensi menyerahkan pada kemauan masing-masing. Tahun 1975, CIPEC juga pernah memutuskan supaya produksi dikurangi, tapi ternyata pelaksanaannya tidak efektif. Soalnya ialah di antara negara pembeli tembaga terdapat juga produsen besar, a.l. Canada dan Amerika Serikat. Mereka yang 60% -- produsen di luar CIPEC -- itu memegang peranan lebih menentukan dalam soal harga. Seruan Sadli Ada pula pemikiran dari CIPEC, a.l. suara Indonesia supaya didesak pembentukan bufferstock atau cadangan penyangga. Tembaganya supaya disediakan oleh kaum produsen, sedang uang tunai -- diperlukan US$ 1 milyar -- supaya ditarik dari kaum pembeli untuk cadangan besar guna menjaga kestabilan harga. Jadi, ini memerlukan pendekatan bersama antara produsen dan pembeli yang sudah dicoba via Kelompok 77 di UNCTAD dengan gagasan Program Terpadu Untuk Komoditi. Beberapa minggu sebelumnya di Jenewa, pembicaraan tentang gagasan itu gagal. Kegagalan itu membuat suasana lebih suram dalam konperensi CIPEC itu. Namun Indonesia yang menjadi jurubicara dari Kelompok-77 di Jenewa memompakan semangat supaya CIPEC tetap percaya pada dan membantu usaha via UNCTAD itu. "Janganlah kita memisahkan diri dari mereka (Kelompok-77)," kata Dr. Moh. Sadli yang mengetuai delegasi Indonesia. "Jika memisah, kita tidak bakal mencapai Persetujuan Timah Internasional dan Bufferstock." Konperensi CIPEC kelihatannya menerima seruan Sadli ini. Bagi Chili, Peru, Zambia dan Zaire terutama sekali, tembaga merupakan komoditi ekspornya yang utama--soal hidup atau mati. Bagi Indonesia, yang mengekspor konsentrat tenbaga-(sebanding 65.000 ton dalam bentuk logam tahun ini sesudah diolah di Jerman Barat dan Jepang), komoditi itu jauh di bawah daftar ekspornya. Namun kemerosotan harga ini mungkin menghalang rencana investasi baru, a.l. di Sulawesi Tengah, yang diduga kaya biji tembaga. PT Freeport Indonesia, modal Amerika, yang semula akan memperluas investasinya di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya, dikuatirkan merobah pikirannya. Para ahli, menurut Sekjen Departemen Pertambangan Soetaryo Sigit, menghitung bahwa investasi baru tidak akan beruntung jika harga di bawah US$ 1 per pound.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus