Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Hadiah Natal

Konperensi opec yg diadakan di caracas, venezuela, akan memutuskan pembekuan harga, seperti yang diinginkan arab saudi & iran. tapi kenaikan harga masih dapat diharapkan untuk mengimbangi inflasi dolar.

17 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DR Valentin Hernandez, Menteri Pertambangan Venezuela, tampaknya akan rikuh menerima para tamu. Sebagai tuan rumah, wakil tetap Venezuela dalam sidang OPEC itu tentu mendapat tugas agar memperjoangkan naiknya harga minyak. Sama seperti Indonesia, Aljazair dan beberapa negara OPEC lainnya, laju pembangunan Venezuela banyak tergantung dari hasil tambang ini. Apalagi nilai dollar AS melorot lagi. Tapi apa mau dikata kalau dua raksasa OPEC -- Arab Saudi dan Iran -kali ini malah bersatu menginginkan pembekuan harga minyak yang ratarata $ 12,70 per barrel. Padahal berbeda dengan Arab Saudi (8,5 juta barrel sehari), Iran yang kini memprodusir sekitar 6,5-7 juta barrel sehari biasanya adalah pejong gigih naiknya harga. Sikapnya yang lunak kali ini sungguh membuat anggota lainnya merasa berabe. Irak, yang bersama Aljazair dan Libya tergolong sayap 'keras', kabarnya jengkel sekali akan sikap Shan Iran itu. Ada dugaan Irak bersama Libia akan ogah-ogahan datang ke konperensi di Caracas, ibukota Venezuela, yang akan dimulai 20 Desember ini. Sebagaimana dikatakan seorang pejabat minyak Indonesia, wakil Irak itu merasa "tak ada gunanya lagi berunding kalau dua besar itu sudah pasti ingin harga beku." Kalau saja ada anggota yang urung hadir - apalagi setingkat Irak dan Libia -- persatuan OPEC pasti kembali terancam. Tapi sikap lunak Iran itu sebenarnya sudah terasa sejak pertemuan di Stockholm Juli lalu. Di sana Iran juga tak kelihatan gigih lagi, dan pertemuan hanya mengukuhkan keputusan sidang di Doha, ibukota emirat Qatar pertengahan Desember tahun lalu. Yakni menetralisir berlanjutnya pasaran harga ganda yang memgikan banyak anggota. Dan tiga pekan lalu, sekembali Shah Iran dari Washington, ada pernyataannya yang menilai Iran kini perlu "bernada rendah." Dalam suatu wawancara dengan Newsweek, Shah antara lain menerangkan posisi Iran yang tak mau lagi membawakan garis keras (hawkish) "Iran ingin memperbaiki image-nya," kata Shah. Pesawat Tempur Beberapa pengamat menghubunghubungkan sikap lunak Iran dengan keinginannya untuk membeli 160 pesawat jet tempur F-16 dari AS - yang tehtu saja mereka bantah. Tapi yang agaknya pasti, dalam konperensi di Caracas nanti suatu keputusan yang mirip dengan hasil konperensi di Bali akan terulang lagi: pembekuan harga. Menteri Pertambangan Sadli, yang ditemui Fikri Jufri dari TEMPO sesaat sebelum bertolak menuju Caracas lewat Kairo akhir pekan lalu, tak membantah kemungkinan itu. Tapi buru-buru ia menambahkan: "diharapkan itu tak akan lebih dari enam bulan." Maksudnya? Dr Sadli, bekas Presiden OPEC yang akhir-akhir ini lebih sering ke luar negeri itu, menyatakar. akan berusaha keras agar harga bisa dinaikkan sedikit di Caracas sekedar untuk mengimbangi inflasi dollar. Tapi kalau toh tak berhasil, "kami akan minta pengertian dua besar itu untuk menaikkan harga dalam konperensi enarn bulan setelah Caracas. Berapa? "Sekitar 5%," jawabnya. "Ini cukup adil dan harus diterima." Bisa dipastikan banyak anggota lain akan setujudengan usul minimal yang akan dibawakan wakil tetap Indonesia itu. Tapi omong-omong, bagaimana pula efeknya pada laju pembangunan di Indonesia bila harga beku? Berfikir sebentar, Sadli menjawab pelan: "Yah, kita terpaksa akan ikat pinggang, apa boleh buat." Pemasukan dari uang minyak selama tahun anggaran 1977/1978 tercatat sekitar $ 4,5 milyar. Dan produksi minyak di Indonesia yang kini mencapai sekitar 1,7 juta barrel sehari menurut Sadli akan turun sedikit (7%j selama tahun anggaran 1978/1979, akibat belum-pulih-benarnya usaha pencarian sumur-sumur baru di Indonesia. Denan kata lain, hadiah Natal yang mungkin sekali akan keluar dari konperensi Ciracas untuk para konsumen di Eropa, Jepang dan AS, diduga akan membuat sulit Indonesia untuk menambah pemasukan uang dari hasil minyak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus