Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tak Mudah Sakit Saat Lesu

Grup Tempo dan IBA menilai 40 bank berkinerja terbaik di tengah melambatnya ekonomi. Efisiensi menjadi keharusan.

21 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hampir semua sektor turut menderita akibat pelemahan ekonomi yang melanda dunia. Tak terkecuali perbankan di Indonesia. Dengan pertumbuhan "hanya" 5,02 persen tahun lalu, ekspansi dan pengembangan usaha tampaknya belum bisa jadi pilihan. Pembenahan manajemen dan efisiensi harus diambil jika tak ingin ambruk bersama tren pemburukan di sana-sini.

"Kita harus membangun resiliensi dalam situasi seperti saat ini," ujar Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad ketika memberikan sambutan dalam acara penganugerahan Indonesia Banking Award (IBA) 2015, yang digelar Tempo Media Group bersama Indonesia Banking School, Kamis malam pekan lalu. Ibarat peredam kejut bagi kendaraan, kata Muliaman, ketahanan industri perbankan dalam mengatasi kelesuan ekonomi ini akan jadi kunci bagi seluruh perekonomian.

Itu sebabnya Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, yang berbicara dalam forum yang sama, mengajak para pelaku di industri keuangan ini menjalankan pembenahan agar semakin efisien dan tepercaya. "Seperti halnya media, bisnis perbankan berbasis pada kepercayaan. Dan semakin maju sebuah masyarakat, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan di antara anggotanya," Direktur Utama Grup Tempo Bambang Harymurti menambahkan. "Kepercayaan itu akan tecermin dalam tingkat suku bunga: semakin tinggi trust, semakin rendah bunga yang berlaku."

Dalam perhelatan IBA Award kelima tahun ini, terdapat 40 dari 118 bank umum yang dinilai mampu menunjukkan kinerja terbaik dan mengarah pada pembenahan yang diperlukan itu. Ketua Dewan Juri IBA 2015, Subarjo Joyosumarto, mengatakan penilaian didasarkan pada kinerja perbankan sepanjang 2014. Dari situ para juri melihat sejumlah bank yang terpilih itu terbukti mampu bertahan, bahkan masih berkembang, di tengah kondisi yang meredup. "Bank-bank ini layak diperhitungkan," kata Subarjo.

Ada lima kategori penghargaan yang diberikan tahun ini. Kategori pertama adalah The Most Efficient Bank. Di kategori ini terpilih 27 bank sebagai pemenang, di antaranya Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Danamon, dan Bank Mayapada. "Efisiensi bank tampak dari tingkat perolehan laba dan rasio kredit bermasalah (non-performing loan) yang kecil," Subarjo, yang juga menjabat Rektor Indonesia Banking School, menjelaskan.

Kategori kedua adalah The Most Reliable Bank, yang disorot berdasarkan konsistensi bank mempertahankan kinerjanya. Dalam kategori ini, juri menetapkan 16 pemenang, termasuk bank-bank dengan modal di bawah Rp 10 triliun, seperti beberapa bank pembangunan daerah. Kategori ketiga ialah The Best Bank in Digital Services, yang menilai kelengkapan layanan digital bank. Ada 10 bank yang menggondol penghargaan di kategori ini, antara lain Mandiri, Bank BRI, dan Bank BNI.

Kategori keempat adalah The Best in Retail Banking Services, berdasarkan jumlah dan kualitas produk jasa retail. Sebelas bank menyabet penghargaan untuk kategori ini. Terakhir adalah kategori lomba yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia, yaitu Diversity of the Board.

Diversity of the Board diteropong dari keanekaragaman komposisi dewan komisaris dan direksi. Unsur yang dinilai adalah latar belakang pendidikan, pekerjaan, suku, hingga jenis kelamin. Kategori baru ini diciptakan mengacu pada penelitian di Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa semakin bervariasi latar belakang pemimpin bank, semakin bagus kinerjanya. Hanya ada tiga pemenang untuk kategori ini, yaitu BTPN, BNI Syariah, dan BCA.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas berharap penghargaan ini menjadi tolok ukur bagi publik untuk menilai kinerja suatu bank sekaligus meningkatkan kepercayaan mereka. "IBA adalah bentuk komunikasi untuk memberi tahu masyarakat bahwa Bank Mandiri masih mampu menghadapi 'hujan', sehingga tidak mudah 'sakit'."

Devy Ernis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus