Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tawaran tinggi buat jepang

Pt. century textile industry menjual saham pertama dengan kurs rp 5.700,-. perdagangan saham di pasar modal mendapat sambutan dari masyarakat tifico & pt. bat juga akan memasyarakatkan sahamnya. (eb)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKIPUN tanpa acara pemukulan gong, para makelar saham di Bursa Efek Jakarta tampak bergairah pekan lalu. Ruangan perdagangan efek di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, yang biasanya kesepian dan lesu itu hidup kembali dengan munculnya penjualan perdana saham PT Century Textile Industry (Centex). Ketika Latu Konsina, pimpinan call membuka sidang dengan kurs Rp 5500 per saham, lang$ung terJadi tawar-menawar di antara para makelar. Hari itu, 22 Mei, perantara dari Indovest, International Financing & Investmentdan Bank Central Asia mengacungkan tangannya begitu bel berdering. "Mau jual atau beli," tanya pimpinan. "Jual dengan harga Rp 5700 per saham, " jawab mereka serentak. Mungkin untuk memancing harga makelar, PT Ficorinvest mengajukan tawaran pertama Rp 5.500. Tapi kurs itu kemudian naik ke Rp 5.575, dan Perdanas minta Rp 5.675 tapi masih disambut diam. Melihat perkembangan harga kurs ini pimpinan call mengingatkan bahwa sesuai dengan peraturan, kenaikan kurs setiap hari dibatasi maksimal 4%. Dengan cepat perantara dari Bank Central Dagang dan PT Multicor menyebut Rp 5700 yang membuat Indovest, IFI dan BCA manggut tanda setuju. Dengan demikian kurs saham PT Centex adalah Rp 5700 dengan peredaran sebanyak 430 lembar. Kurs tersebut terjadi dengan sisa beli. Artinya masih banyak permintaan yang belum terpenuhi. Berbeda dengan hari-hari biasa penjualan saham Centex di Pasar Modal (PM) ditutup dengan tepuk tangan hadirin. Kemudian sekretaris Bapepam IBP Sarga angkat gelas (toast) dengan Dir-Ut PT Centex, Sadao Naruse, para penjamin err.isi (under7vritersJ dan para pejabat PT Danareksa. Maka den8an adanya saham Centex, jalannya transaksi di Bursa mulai ramai setelah PT Semen Cibinong sendirian sebagai 'pemain tunggal' sejak 10 Agustus 1977. "Animo masyarakat sungguh di luar dugaan," kata Hary Suharnoko dari PT ASEAM, lembaga keuangan non bank yang ikut menjadi penjamin emisi baru Centex. "Semua jatah ASEAM senilai Rp 24,9 juta sudah terjual habis, bahkan masih banyak permintaan yang terpaksa ditolak." Dan "kalau tidak dibatasi persediaan kami pun sudah habis sebelum penjualan di bursa," ujar Andi Buana dari BCA yang ikut memasarkan saham Centex. Maka Handrisaroso Tedjokusumo, Dir-Ut PT Finconesia, satu dari tiga penjamin emisi utama Centex beranggapan perdagangan saham Centex di PM "sebagai permulaan yang baik." Tapi berapa lembar saham Centex yang dimasyarakatkan? Saham yang ditawarkan lewat PM berjumlah 116.000 lembar baru dengan penawaran Rp 5.500 tiap saham. Atau dengan harga nominal seluruhnya sejumlah Rp 580 juta (15%). Sedang nilai nominalnya semula adalah Rp 5000 tiap saham. Maka dengan goublicnya Centex perbandingan pemilikan saham pihak Indonesia meningkat dari 17% menjadi 32,083%. Pihak Jepang yang tadinya 80% kini menjadi 67,917%. Tapi Tanpa Sertifikat Tapi kenapa go-public (memasyarakat)? "Untuk memenuhi anjuran pemerintah dan penambahan modal kerja," jawab Sadao Naruse. Dir-Ut Centex itu menambahkan "prinsipnya Centex akan terus berusaha meningkatkan pemilikan saham pihak Indonesia." Dalam memasarkan saham Centex ini tak kurang 8 lembaga keuangan non bank ikut ambil bagian di samping Bapindo. Yang terbesar adalah PT Danareksa dengan mengambil sebanyak 36.500 lembar saham atau sekitar 31,46%. Karena sahamnya terdiri dari pecahan kecil (Rp 5.000) "Danareksa tidak menerbitkan sertifikat," kata J.A. Sereh, Dir-Ut PT Danareksa. Para peminat langsung dapat berhubungan dengan para makelar untuk membeli saham aslinya. Dan banyaknya penjamin emisi yang terjun dalam Centex menurut Sereh adalah "untuk memupuk kerjasama di antara para penjamin dan saling mencari pengalaman." Menurut Handrisaroso Tedjokusumo dari Finconesia tahun ini juga bakal memasyarakat beberapa perusahaan besar. Misalnya perusahaan Jepang Tifico yang akan memasyarakatkan sahamnya sekitar Rp 10 milyar. Diperkirakan Agustus atau September nanti PT BAT, produsen rokok putih yang besar itu juga akan memasyarakat dengan ancer-ancer saham sejmlah Rp 16 milyar. "Semuanya itu menghendaki modal besar, kerapian organisasi dan pasaran yang luas," kata seorang penjamin emisi. Maka mulai dari sekarang para penjamin, agen penjualan maupun makelar sudah harus kampanye. Dalam hal saham Centex misalnya, BCA sampai memanggil kepala-kepala cabangnya untuk ditingkatkan pengetahuannya mengenai perdagangan efek. Maka tak heran akhir pekan lalu, kurs saham Centex naik lagi menjadi Rp 6.025 dengan peredaran sebanyak 220 saham dan terjadi dengan sisa beli yang lumayan besarnya. Dan kurs itu oleh pihak Bapepam maupun Danareksa masih dianggap normal tanpa memerlukan intervensi dari Danareksa. "Naiknya kurs itu kan karena dividen yang pertama akan dibayar September," kata seorang makelar. Masuk akal kalau perusahaan tekstil raksasa di Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur yang punya 1.200 karyawan itu merasa sudah waktunya untuk melempar sebagian sahamnya ke luar. Berbeda dengan banyak perusahaan lain, adalah tekstil yang merasa mujur dengan adanya Kenop-15, karena dirangsang sertifikat ekspor setinggi 16,16%. Produksinya yang dikenal dengan merek Cendrawasih itupun ditargetkan sekitar 35 juta yard dalam tahun ini, dan 30% di antaranya sampai September nanti, sudah dikontrak untuk diekspor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus