Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – PT Telkom Indonesia Tbk masih berfokus memperkuat rencana bisnis jangka panjang menjelang pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat mendatang. Vice President Corporate Communications Telkom, Arif Prabowo, memastikan langkah bisnis entitasnya selalu berpedoman pada skenario strategis (Corporate Strategic Scenario/CSS) yang sudah disusun dan disesuaikan untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sektor bisnis teknologi informasi (ICT) termasuk dalam sektor yang mampu bertahan dan memiliki prospek baik, selain juga suplai dan servis medis, ritel makanan, atau e-commerce,” ujarnya kepada Tempo, Selasa 16 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arif menolak mengomentari kemungkinan perombakan manajemen dan perubahan rencana bisnis pasca RUPST nanti. Hingga kini, menurut dia, Grup Telkom masih menebalkan strategi produk digital melalui akselerasi layanan data dan komputasi awan (cloud). Meski belum merinci, dia meyakini layanan data itu sudah menjamur di industri logistik, keuangan, kesehatan, pendidikan, agrikultur, dan jenis lainnya. “Servis digital pun dikembangkan untuk consumer dan enterprise digital, seperti games, e-commerce, e-health, TV Video, dan solusi keuangan,” katanya.
Menurut dia, kebijakan bekerja dari rumah cukup mendongrak permintaan layanan daring. Namun, levelnya menurun di segmen bisnis dan korporasi karena tergerusnya operasional unit usaha akibat pembatasan selama pandemi.
Bongkar pasang direksi perusahaan pelat merah, dari sektor konstruksi hingga energi, sudah berlangsung selama beberapa pekan terakhir. Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thorir, mengungkapkan niatnya untuk menyelipkan generasi milenial ke sejumlah perseroan untuk membawa perubahan dan menyegarkan kinerja perseroan. Yang terbaru adalah pemangkasan direksi PT Pertamina (persero) dari 11 posisi menjadi hanya enam.
Rencana itu pun disiapkannya untuk Telkom. “Saya percaya perubahan dari generasi muda, makanya di Telkom, bocoran nih, salah satu direksinya di bawah 40 tahun,” ucapnya, akhir pekan lalu. Erick pun menyebutkan rencana menempatkan 15 persen direksi perempuan dan 5 persen dari milenial di tubuh perusahaan negara.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, pun menganggap kehadiran milenial tidak banyak mempengaruhi rencana bisnis Telkom. Perusahaan dianggap akan konstan menjalani rencana yang ada tanpa ekspansi yang berlebihan. “Ketika pandemi, perubahan bisnis butuh effort dan modal gede. Tak ada pengaruh dari manajemen baru, perombakan hanya rutinitas RUPS saja.”
ANDI IBNU | HENDARTYO HANGGI |FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS