Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardhika Sugiarto, menyebut belum ada penyidikan terhadap perkara dugaan rasuah proyek kerja sama pengadaan dan manage service digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) oleh PT Pertamina dan PT Telkom. "Belum ada penyidikan perkara dimaksud. Apakah memang ada penyelidikan yang sedang berjalan, saya belum bisa memberitahu apa-apa," kata Tessa Mahardhika kepada Tempo, melalui pesan WhatsApp, Ahad, 22 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh karena itu, Tessa meminta publik untuk menunggu. "Kita tunggu saja sama-sama bila ada update," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Center For Budget Analisis (CBA) mengungkap adanya kontrak digitalisasi SPBU yang diduga merugikan negara. Menurut Direktur Utama (Dirut) CBA, Uchok Sky Khadafi, digitalisasi SPBU melalui Kontrak Nomor SP-12/C00000/2019-SO tanggal 18 April 2019, antara PT Telkom (Persero) Tbk dengan PT Pertamina (Persero).
"Nilai Proyek ini Rp 3,6 triliun atau jumlah maksimal volume BBM sebanyak 237,8 miliar liter untuk pekerjaan pembuatan sistem monitoring distribusi dan transaksi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 5.518 SPBU Pertamina," kata Uchok dalam keterangan resmi, 30 Maret 2024.
Dia menyebut.secara rinci proyek senilai Rp 3,6 triliun ini diperuntukan alokasi Pekerjaan pengadaan dan pemasangan sistem, infrastruktur pendukung, dan data center menghabiskan anggaran Rp 2,8 triliun, dan biaya support Rp 788,5 miliar. Serta, jangka waktu pekerjaan mulai 4 Oktober 2018 hingga 31 Desember 2019.
Uchok berkata jenis SPBU yang masuk dalam lingkup kerja sama Digitalisasi 5.518 SPBU terdiri dari, SPBU CODO: Corporate Owned Dealer Operated, yaitu SPBU milik Pertamina dan dioperasikan oleh swasta, ada 208 SPBU; SPBU DODO: Dealer Owned Dealer Operated, SPBU milik swasta dan dioperasikan swasta, ada 5.071 SPBU; SPBU COCO: Corporate Owned Corporate Operated, yaitu SPBU milik Pertamina dan dioperasikan oleh Pertamina, ada 178 SPBU; dan 61 SPBU yang jenisnya tidak teridentifikasi.
"Tapi sayang seribu sayang, ternyata Telkom dalam penyelesaian implementasi perangkat dan sistem sangat terlambat seperti keong. PT Telkom tidak dapat melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai jangka waktu yang telah disepakati dalam kontrak," ujar Uchok.
Posisi per 21 November 2019, Uchok melanjutkan, jumlah SPBU yang telah selesai diintegrasi mencapai 1.415 SPBU, atau setara 25,64 persen dari target 5.518 SPBU, selesai UAT (User Acceptance Test) sejumlah 442 SPBU, dan selesai BAST sejumlah 299 SPBU.
Padahal rencana implementasi digitalisasi SPBU Pertamina, seperti angin surga dan akan dilakukan secara bertahap seperti pada 2018, pelaksanaan inisialisasi data center and cloud services dan implementasi sistem di 1.000 SPBU, serta pada 2019, implementasi sistem di 4.518 SPBU.