Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Terlalu Mudah Diakses, Dirut BRI Finance Sebut Perlu Penguatan Regulasi Pinjol

Hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan ada 34 persen Gen Z pernah mengakses pinjol dalam enam bulan terakhir.

23 Oktober 2024 | 15.40 WIB

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
Perbesar
Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengatakan bahwa akses terhadap produk pinjaman online atau pinjol sangat mudah untuk didapatkan. Hal ini menjadi salah satu alasan meningkatnya minat generasi Z untuk menggunakan layanan pinjol, yang semakin populer di kalangan anak muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Modal KTP, kemudian nanti sudah hanya selfie, isi data, segala macam sudah verified, langsung kita mendapatkan dana pinjamannya," ujar Wahyudi dalam acara Indonesia Industry Outlook 2025 Conference pada Rabu, 23 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain kemudahan mengakses, Wahyudi membeberkan bahwa dana dari pinjaman tersebut juga boleh digunakan untuk membeli apa saja, tidak ada ketentuan spesifik seperti untuk modal usaha, mencicil barang, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, ia menekankan perlunya regulasi yang ketat terkait pinjol untuk mencegah generasi Z terjebak dalam utang. Regulasi tersebut seharusnya menetapkan batasan jelas mengenai tujuan penggunaan pinjol agar layanan ini tidak disalahgunakan.

"Nah pinjol mungkin juga harus diregulasi lebih ketat lagi, dan sampai diatur pada level penggunaannya, ini untuk apa segala macam. Karena kan kredit-kredit yang lain rata-rata semuanya sudah spesifik peruntukannya," kata dia.

Sebagai informasi, hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan ada 34 persen Gen Z pernah mengakses pinjol dalam enam bulan terakhir pada September 2024. Sementara itu, 66 persen Gen Z menyatakan tak pernah mengakses layanan pinjol yang meliputi Kredivo, Dana, Akulaku, Easy Cash, dan lain-lain.

“Artinya satu dari tiga Gen Z mengakses pinjol. Alasan paling dominan untuk membeli barang konsumsi, seperti gadget premium,” kata Yuswohady, Managing Partner Inventure, dalam press conference secara daring Indonesia Industry Outlook 2025 bertajuk tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul? pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Yuswohady mengatakan berdasarkan hasil survei, ada 61 persen Gen Z menggunakan hasil pinjol ini untuk membeli barang konsumsi (gadget, peralatan rumah tangga, dll); 35 persen Gen Z berbelanja (baju, sepatu, dll) di toko online atau offline dari hasil pinjol; 27 persen untuk modal usaha; 23 persen Gen Z menggunakan pinjol untuk nongkrong dan liburan (ngopi, ongkos transportasi, makanan, maupun belanja saat liburan). Selain itu, ada juga 18 persen Gen Z yang menggunakan pinjol untuk menutup kebutuhan sehari-hari, 13 persen untuk membayar cicilan yang sudah ada, dan 5 persen untuk biaya pendidikan.

“Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup Gen Z yang gemar mendokumentasikan aktivitas mereka saat menonton konser atau liburan, kemudian mengunggah ke media sosial,” kata dia.

Adil Al Hasan berkontribusi dalam tulisan ini.

 

 

M. Rizki Yusrial

Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam ini mulai bergabung ke Tempo pada 2024. Awal karier aktif meliput isu ekonomi dan bisnis

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus