PUSAT perdagangan semen di Jalan Yamin, Padang, tiba-tiba ramai.
Para pedagang dari Bengkulu hilir-mudik membikin transaksi di
toko-toko yang menimbun semennya sampai ke trotoar. Pemandangan
di akhir Februari itu berlangsung setelah PT Semen Indarung
Padang mengurangi penjualan lewat laut. Sehingga para pedagang
Bengkulu sendiri harus menjemput semen dari Padang.
Serbuan Bengkulu ini sedikit banyak merubah pasaran di Padang.
Sementara lonjakan harga di Bengkulu sendiri tak bisa diredakan.
Harga Patokan Setempat (HPS) Rp 2.125. Tapi dengan susahpayah
orang baru bisa membeli dengan Rp 3.250/sak.
Tak hanya Bengkulu yang susut persediaannya. Aceh juga
menderita. Di sini harga tercatat Rp 3.200. "Saya terpaksa
menghentikan pekerjaan," tukas Sofyan Amin, seorang pemborong di
Banda Aceh kepada Darmansyah dari TEMPO.
Pengurangan jatah penjualan lewat laut dilakukan oleh Semen
Indarung, untuk mempercepat pemasukan uang. "Lewat darat lebih
untung dan uang kembali cepat?" kata sebuah sumber. Ada juga
yang berpendapat goncangnya persediaan Semen Padang di Padang
sendiri karena banyak yang diangkut ke Sumatera Utara untuk
mencukupi kebutuhan provinsi itu. Sebab kiriman dari Cibinong
dan Gresik untuk daerah itu tersendat-sendat.
Lim Sioe Liong
Bisa diduga keadaan itu memancing spekulasi. Apalagi harga semen
di Jakarta mengalami kenaikan sekitar Rp 100 per sak di atas
HPS, menyusul berita kerusakan yang terjadi di pabrik Indo
Cement produsen Tiga Roda. Didorong pula oleh rencana kenaikan
ekspor nasional tahun ini menjadi 1,2 juta ton. dari 104.000 ton
selama 1978.
Tapi menurut Liem Sioe Liong, presiden direktur PT Distinct
Indonesia Cement Enterprise kenaikan harga semen belakangan ini
"disebabkan oleh persiapan Pelita III yang akan dimulai April,
datangnya hujan dan faktor ekspor."
Terlepas dari beberapa peristiwa tadi kebutuhan semen
akhir-akhir ini memang meningkat di seluruh Sumatera. "Sumatera
bagian tengah termasuk Riau dan belahan selatan Sumatera Utara
yang biasanya menerima 800 ton sehari. kini meminta 1.200 ton.
Semen Padang untuk Sumatera Selatan dan Lampung juga meningkat
dari 1.800 ton perbulan menjadi 2.000 ton," kata Dir-Ut PT
Semen Indarung Padang, Drs. Joni Marsinih.
Di tengah kenaikan permintaan itu, 18 Maret Presiden Soeharto
berada di Padang untuk menekan tombol tanda diresmikannya Proyek
Indarung II yang dibangun selama 4 tahun. Pabrik yang merupakan
perluasan itu akan menghasilkan 600.000 ton setahun. Dengan
begitu seluruh hasil Semen Indarung pertahun akan mencapai
930.000 ton. Itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan seluruh
Sumatera yang berjumlah 1,4 juta ton. Sedangkan kekurangannya
bisa ditutup dengan pengiriman dari Gresik Cibinong atau Semen
Nusantara dari Cilacap.
Proyek Indarung II yang diresmikan Presiden minggu lalu itu
menelan biaya Rp 62,8 milyar. Berasal dari pinjaman pemerintah
Denmark Rp 34 milyar yang akan dilunasi Semen Padang dalam 10
tahun. Sebagian lagi berasal dari kredit BDN, Bapindo serta dana
PT Semen Padang sendiri.
Dengan jumlah produksi 930.000 ton pertahun, Semen Indarung
Padang diperkirakan akan meningkatkan produksi semen nasional
menjadi 6,3 juta ton dengan konsumsi dalam negeri 4,9 ton.
Konsumsi perorangan meningkat menjadi 33 kg perkapita atau naik
sekita 6 kali konsumsi Pelita I.
Semen Indarung ini masih akan melebarkan sayapnya. Sebab menurut
direkturnya Joni Marsinih, pada 1983 kebutuhan semen untuk
Sumatera akan mencapai 2,5 juta ton pertahun. Tahun ini juga
rencana perluasan itu sudah bisa dimulai. "Cuma kami belum tahu
dari mana dananya diperoleh," katanya kepada koresponden TEMPO,
Muchlis Sulin.
Apabila soal dana itu terpecahkan sekarang ini, perluasan
Indarung III bisa rampung tahun 1983. Produksinya sekitar
600.000 ton pula. Sehingga seluruh produksi Unit Indarung
mencapai 1,5 juta ton. Pada tahun itu diperkirakan kebutuhan
semen untuk Sumatera sekitar 2,5 juta ton.
Kekurangannya? Ini diharapkan bisa ditutup oleh PT Semen Batu
Raja di Sumatera Selatan yang akan rampung tahun depan dengan
kapasitas produksi 500.000 ton. "Sedangkan kekurangan yang
500.000 ton lagi diharapkan bisa dipenuhi oleh pabrik semen yang
direncanakan akan dibangun di Aceh," ulas Joni Marsinih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini