Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Halo-Halo, Tanpa Tembaga

Serat kaca sehalus rambut (serat optik) dipakai untuk jaringan telekomunikasi. nec dari jepang sudah menjual ini untuk as.

22 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIBANDING zaman pesawat telepon pakai putaran dan menghubungi nomor lain melalui sentral, teknologi telekomunikasi sudah maju pesat. Sejak awal tahun ini, misalnya, perusahaan telekomunikasi raksasa di Amerika Serikat, AT & T (American Telephone & Telegraph Company), membangun suatu jaringan telepon yang menggunakan serat kaca sehalus rambut. Percakapan dipadu sebagai denyutan pada berkas sinar laser dan disalurkan melalui serat optik ini. Jaringan sepanjang 963 km itu akan menghubungi Washington dengan Boston melalui Philadelphia, New York dan Connecticut. Proyek ini diharapkan selesai menjelang tahun 1984. Menurut Robert Kleinert, Direktur Departemen Kabel Panjang AT & T, jaringan ini terpanjang di dunia dan merupakan aplikasi pertama secara komersial penggunaan gelombang cahaya dalam telekomunikasi antar negara-bagian. Selama ini jaringan telekomunikasi menggunakan kabel tembaga yang menyalurkan isarat listrik. Sudah lama diketahui para ahli bala cahaya bisa merambat melalui saluran bahan transparan, sekalipun saluran itu dibelokkan. Gejala ini terjadi karena gelombang cahaya terpantul terus-menerus dari "dinding" saluran yang terbentuk antara bahan transparan itu dengan udara sekeliling. Perkembangan kemudian berhasil melapisi bahan transparan seperti serat kaca dengan bahan transparan yang berbeda sedikit daya refraksinya, hingga cahaya yang merambat tetap terpantul bila beberapa helai serat digabung, dan tidak pindah ke dalam serat lainnya. Serat yang digunakan berdiameter sekitar 10 mikron (1 mikron -- 1/1000 mm), bahkan ada yang sampai 5 mikron, meski ini diameter paling kecil dengan hasil yang baik. Susunan pokok sistem transmisi melalui jaringan serat optik hampir tidak berbeda dengan sistem konvensional. Pemancarnya menggunakan diode laser sebagai sumber cahaya, yang mengubah isarat listrik menjadi isarat cahaya dan menyalurkannya melalui kabel serat optik. Melalui kabel serat optik ini, isarat cahaya mengalami pemantulan dan reraksi hingga akhirnya mencapai tujuannya. Alat penerima berupa diode foto, mengubah isarat cahaya kembali menjadi isarat listrik, menghasilkan isarat asli kembali sesudah memperkuatnya. Keuntungan terutama menggunakan sistem ini karena isarat yang ditransmisikan hampir tidak mengalami pengubahan karena tidak ada interferensi. Jumlah percakapan (isarat) -- yang bisa melalui kabel serat optik ini -- ratusan kali lebih banyak ketimbang melalui kabel kawat tembaga. Rupanya AT & T bukan yang pertama menerapkan teknologi ini secara komersial Pertengahan tahun 1977, NEC (Nippon Electric Company) di Jepang sudah sempat menjual suatu jaringan serat optik. Pemesannya, perusahaan telekomunikasi Vista Telephone Compandi Amerika Serikat, memasang sistem ini dalam jaringan telepon yang melayam umum. Awal tahun lalu, NEC juga sudah menyelesaikan jaringan telekomunikasi serat optik yang pertama di Amerika Selatan Sistem ini dipasang di negara bagian Rio de Janeiro, Brazil, atas pesanan CETEL (Companhia Estadual de Telefones). Jaringan ini menghubungi dua staslon perusahaan ini yang berjarak sekitar 5 km. Perusahaan telekomunikasi Jepang, NTT (Nippon Telephone & Telegraph Public Company) bahkan dalam hal ini sudah melakukan penelitian sejak tahun 1964. NTT sejak akhir tahun 1978 selesai memasang sebuah jaringan telepon serat optik komersial di Tokyo, sepanjang 20 km. Jaringan ini menghubungi stasion NTT Karagasaki dan stasion Pusat Hamacho. Tapi di luar dugaan, teknologi telekomunikasi mutakhir ini tahun lalu ternyata juga sudah diterapkan di RRC. Janngan ini terdapat di Shanghai antara Jalan Sichuan dan Jalan Haining, sepanjang 1,8 km. Ia merupakan jalur utama untuk percakapan dengan bagian utara dan pelabuhan kota itu. Orang Cina mengembangkan teknologi serat optik itu sendiri dan membuatnya praktis tanpa bantuan luar. Pekerjaan teoritis diselesaikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan dan beberapa universitas di kota Shanghai sendiri. Mereka banyak menerima informasi teknis melalui misi dagang asing, dan mengirim ahli mereka ke pusat penelitian teknologi ini, terutama ke Jepang. Jaringan semacam ini juga sudah dipasang di Beijing dan Hunan. Kesemuanya merupakan jaringan komersial dengan masa percobaan selama 1 tahun. Jaringan di Shanghai berkapasitas 300 saluran -- di antaranya 120 yang beroperasi -- dan mampu melayani percakapan telepon, teleks dan pengiriman gambar. Relatif Ringan Betapapun AT & T mengaku proyeknya sebagai yang terbesar di dunia kelak, agaknya di AS itu masih tertinggal oleh proyek British Post Office (PTT-nya Inggris), yang merencanakan memasang jaringan telekomunikasi serat optik sepanjang 4000 km menjelang tahun 1982. Para pejabat British Post Office sudah menyetujui pembiayaan sebesar œ 5 juta (Rp 7.5 milyar) untuk ini. Sementara itu di London sebuah jaringan sepanjang 10 km menghubungi stasion telepon Hitchin dan Stevenage dan sudah beroperasi sejak pertengahan tahun 1977. Teknologi serat optik -- sebanding dengan teknologi satelit -- akan menonjol di masa mendatang. Serat kaca sehalus rambut manusia ternyata lebih efisien, lebih besar kapasitasnya, lebih ringan dan kelak lebih murah, ketimbang kawat tembaga. Sehelai serat optik itu mampu mentransmisikan seluruh isi Kitab Injil dalam waktu sepersepuluh detik, atau menampung 20 saluran teve atau sekaligus menyalurkan 10.000 percakapan telepon. Membangun jaringan telepon dengan teknologi ini juga merupakan pekerjaan yang relatif ringan. Kabel tembaga biasa beratnya sampai 12 ton setiap 1000 m. Tapi kabel serat optik yang dikembangkan Sieverts Kabelverk di Swedia misalnya hanya 100 kg setiap 1000 m. Sedang kapasitasnya beratus kali lebih tinggi. Kabel ini dipasang sepanjang 3,5 km sejak akhir tahun lalu di pinggiran ibukota Swedia, Stockholm.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus