Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 27 Oktober 2022, dimulai dari daftar terbaru tambahan 65 obat sirup yang aman dikonsumsi menurut BPOM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikutnya ada berita tentang rupiah yang melemah tipis dan sederet sektor usaha yang diperkirakan tahan saat resesi tahun depan. Lalu ada berita tentang perintah Bulog ke Jokowi untuk membeli beras petani dengan harga berapa pun dan ekspor tekstil menurun meski belum resesi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelima berita itu terpantau paling banyak diakses oleh para pembaca kanal Ekonomi dan Bisnis Tempo.co. Berikut ringkasan lima berita trending tersebut.
1. Daftar Terbaru Tambahan 65 Obat Sirup yang Aman Dikonsumsi Menurut BPOM, Kini Total Ada 198 Obat
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada hari ini mengumumkan tambahan 65 obat sirup yang aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan pelarut yang dikaitkan dengan pemicu gagal ginjal akut pada anak seperti dietilen glikol (DE) dan etilen glikol (EG).
Dengan begitu, 65 obat tersebut menambah daftar berisi 133 obat sirup yang sebelumnya dirilis BPOM sebagai obat yang aman dikonsumsi sesuai aturan pakai. Total saag ini berarti ada 198 obat sirup yang BOPM nyatakan aman.
Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan sebanyak 198 daftar obat sirup itu tak mengandung propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin atau gliserol. Empat larutan tersebut dikaitkan dengan pemicu gagal ginjal akut pada anak.
Simak lebih jauh tentang BPOM di sini.
2. Rupiah Melemah Tipis ke 15.567 per Dolar AS, Analis: Indeks Konsumsi Masyarakat Masih Terjaga
Rupiah pada sore hari ini, Kamis, 27 Oktober 2022, ditutup melemah tipis empat poin di level Rp 15.567 per dolar AS. Padahal sebelumnya mata uang rupiah sempat menguat 12 poin dari penutupan sebelumnya di level 15.563.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan ketika rupiah melemah, indeks dolar AS menguat tapi berada mendekati level terendah lebih dari satu bulan terhadap sekeranjang mata uang pada Kamis ini.
Simak lebih jauh tentang rupiah melemah di sini.
3. Sederet Sektor Usaha yang Diramalkan Bertahan di Tengah Ancaman Resesi 2023
Sejumlah sektor usaha diperkirakan masih bertahan di tengah ancaman resesi 2023. Ekonom-ekonom dalam negeri melihat sektor yang akan bertahan ini adalah yang mengandalkan pasar domestik.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyarankan pengusaha untuk memaksimalkan pasar domestik di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Agar bisa bertahan, Faisal melanjutkan, para pengusaha perlu mempertahankan volume bisnis penjualannya.
Caranya dengan tidak terlalu cepat mengambil untung. "Yang penting bisnis bisa survive walaupun marginnya itu tipis," ucapnya, Ahad, 16 Oktober lalu.
Simak lebih jauh tentang resesi 2023 di sini.
4. Cadangan Beras Menipis, Jokowi Tugaskan Bulog Beli Panen Petani dengan Harga Berapa Pun
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan buka suara soal menipisnya cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Ia menyatakan sudah ada rapat terbatas atau ratas digelar untuk membahas percepatan penyerapan cadangan beras tersebut.
"(Soal) beras memang sudah ratas. Ditugaskan oleh Presiden agar Bulog segera membeli panen dari petani dengan harga berapapun," kata dia saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Meski Bulog kini memiliki kebebasan harga pembelian beras, Zulkifli menekankan harga jualnya tetap sesuai dengan harga yang telah diterapkan yakni, Rp 9 ribu per kilogram. Namun, ia tak menyebutkan apakah ada kenaikan anggaran yang diberikan pada Bulog.
Simak lebih jauh tentang cadangan beras di sini.
5. Belum Resesi, Asosiasi Sebut Ekspor Produk Tekstil Sudah Turun 30 Persen
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan ancaman resesi global yang disebut-sebut terjadi pada tahun 2023 ternyata saat ini telah terasa bagi pelaku usaha tekstil. Ia menyebutkan ekspor produk tekstil kini terhambat hingga terjadi penurunan.
"Ekspor produk sekarang yang sudah dirasakan turun sebesar 30 persen," ucapnya saat dihubungi Tempo pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Jemmy memperkirakan penurunan ekspor komoditas tekstil akan terjadi lebih parah pada tahun depan. Eropa dan Amerika Serikat, kata dia, adalah kawasan tujuan ekspor yang mengalami pelemahan daya beli paling besar.
Simak lebih jauh tentang tekstil di sini.