Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Rabu, 19 Juni 2024, dimulai dari alasan PP Muhammadiyah marah dan menarik dananya dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikutnya ada berita tentang penjelasan Zulhas soal jumlah daging kurban yang dibagikan di Kemendag dan dampak yang terjadi bila kurs rupiah jeblok hingga 17.000 per dolar AS. Lalu ada berita tentang penyebab defisit anggaran yang tembus 3 persen serta polemik PBB di Jakarta pada era Ahok, Anies dan Heru Budi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelima berita itu terpantau paling banyak diakses oleh para pembaca kanal Ekonomi dan Bisnis Tempo.co. Berikut ringkasan lima berita trending tersebut.
1. Terungkap Alasan Muhammadiyah Marah dan Tarik Dana dari BSI, karena Bank Tak Prioritaskan UMKM?
Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) telah mengumumkan keputusannya untuk seluruh dana unit bisnis dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Keputusan ini tertuang dalam surat yang diteken oleh Agung Danarto pada 30 Mei 2024 yang kemudian bocor ke publik pada Rabu, 5 Juni 2024.
Dalam surat tersebut, PP Muhammadiyah menyatakan akan mengalihkan dana itu ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan Bank-Bank Syariah Daerah. Selain itu, mereka juga akan memindahkan dana ke bank-bank lain yang selama ini bekerja sama dengan Muhammadiyah.
Keputusan Muhammadiyah menarik dana dari BSI ini langsung membuat geger. Pasalnya, beredar kabar bahwa simpanan Muhammadiyah di BSI mencapai Rp 13-15 triliun. Apabila angka itu benar, maka BSI akan kehilangan dana pihak ketiga (DPK) sekitar 5 persen dalam waktu singkat. Lantas, apa alasan Muhammadiyah tarik dana dari BSI?
Simak lebih jauh tentang alasan Muhammadiyah menarik dana dari BSI di sini.
2. Kemendag Bagikan Daging Kurban dari 70 Sapi dan 104 Kambing, Zulhas: Mengalahkan Masjid Istiqlal
Kementerian Perdagangan (Kemendag) membagikan daging kurban Idul Adha 2024 kepada 2.500 orang pegawainya. Daging itu didapat dari 70 ekor sapi dan 104 ekor kambing yang didonasikan oleh para pegawai dan pemangku kebijakan. Adapun sejumlah hewan kurban yang masih hidup disalurkan kepada sejumlah masjid dan yayasan.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas, memimpun penyerahan daging secara simbolis kepada sejumlah mustahik di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 19 Juni 2024. “Saya kira rekor ini ya, 70 ekor sapi dan 104 ekor kambing. Ini mengalahkan Masjid Istiqlal,” ujar Zulhas dalam sambutannya, diikuti tawa para pegawai.
Imam besar Masjid Istiqlal, Jakarta Nasaruddin Umar, sebelumnya mengatakan Masjid Istiqlal telah menerima 57 hewan kurban, terdiri atas 45 ekor sapi dan 12 ekor kambing. Hewan kurban itu di antaranya berasal dari sumbangan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Pertahanan dan juga presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto dan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.
Simak lebih jauh tentang penjelasan Zulhas soal daging kurban Kemendag di sini.
3. Rupiah Diprediksi Bakal Tembus Rp 17 Ribu per Rupiah Diprediksi Bakal Tembus Rp 17 Ribu per Dolar AS, Ini Bahayanya Jika Kurs Terus Merosot
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan terus memukul nilai tukar rupiah dalam penutupan perdagangan pada Jumat pekan lalu, 14 Juni 2024. Berdasarkan catatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di level Rp 16.374.
Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo memprediksi nilai mata uang rupiah masih akan merosot. “Perkiraan saya rupiah melemah serendah-rendahnya Rp 16.700 sampai Rp 16.900,” katanya kepada Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Rabu, 19 Juni 2024.
Di sisi lain, sejumlah analis memperkirakan rupiah bakal mencapai kisaran Rp 17.000 per dolar AS. “Bisa ke Rp 17.000 jika BI kurang agresif mengintervensi, tetapi saya yakin BI telah mengantisipasi hal ini,” ucap pengamat komoditas dan mata uang dari DCFX Futures, Lukman Leong, Senin, 17 Juni 2024.
Simak lebih jauh tentang dampak dari jebloknya rupiah di sini.
4. Defisit Anggaran Diprediksi Tembus 3 Persen, Pengamat: Dipicu Program Boros Anggaran
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono buka suara mengenai ancaman pembengkakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang diprediksi bisa tembus 3 persen. Dia menjelaskan, defisit anggaran APBN 2025 yang diperkirakan akan mencapai Rp 600 triliun atau hampir 2,8 persen dari PDB itu sangat mengkhawatirkan.
Menurut dia, program-program pemerintahan mendatang menjadikan defisit anggaran makin berpeluang besar untuk melampaui 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Dengan banyaknya program prioritas pemerintahan Prabowo, termasuk rencana penambahan kementerian dan masih terbukanya peluang mengubah APBN 2025 melalui mekanisme APBN-P, maka peluang defisit anggaran menembus 3 persen dari PDB itu besar," katanya melalui aplikasi perpesanan yang dikutip Tempo pada Selasa, 18 Juni 2024.
Simak lebih jauh tentang pemicu lonjakan defisit anggaran di sini.
5. Pembebasan Pajak PBB di Jakarta: Dimulai Ahok, Dinaikkan Anies dan Dijadikan Progresif Heru Budi
Pajak PBB atau Bumi dan Bangunan di Jakarta dengan NJOP alias Nilai Jual Objek Pajak di bawah Rp2 miliar digratiskan. Pembebasan ini diawali oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 2016.
Ahok membebaskan PBB bagi rumah dengan NJOP di bawah Rp 1 miliar. Ketika Anies Baswedan menjadi gubernur (2018-2023), NJOP yang bebas pajak dinaikkan menjadi Rp2 miliar.
Penjabat Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono lalu mengubah penggratisan ini hanya untuk objek pajak pertama. Artinya, jika seseorang mempunyai rumah atau tanah bernilai NJOP kurang dari Rp2 miliar lebih dari satu, maka yang gratis hanya satu.
Simak lebih jauh tentang polemik PBB Jakarta di sini.