Pemotongan suku bunga The Federal Reserve mengecewakan pelaku pasar. Keputusan bank sentral Amerika Serikat yang memangkas suku bunga 0,5 persen Rabu lalu itu dianggap kurang agresif. "Seharusnya 0,75 persen," kata Charles Grassley, Ketua Senate Finance Committee dari Iowa, Amerika Serikat, seperti dikutip Reuters.
Keputusan "ragu-ragu" ini membuat gairah pasar bursa tak beringsut. Meski pascapengumuman terjadi aksi jual dan beli yang cukup ramai, beberapa saat kemudian harga saham malah terpuruk. Selain itu, menurut para broker, penurunan suku bunga ini belum cukup menyelamatkan kondisi perekonomian Amerika Serikat yang sedang lesu.
Januari lalu, The Fed dua kali memotong suku bunganya masing-masing 0,25 persen. Saat ini suku bunga pinjaman antarbank semalam (overnight) turun menjadi 5 persen. Adapun tingkat bunga diskonto bagi perbankan yang meminjam dana ke bank sentral menjadi 4,5 persen.
Kekecewaan pelaku pasar ini, menurut analis pasar bursa Indonesia, Mirza Adityaswara, hanya karena meleset dari harapan mereka. Pengaruhnya bagi Indonesia? "Tidak banyak, apalagi Indonesia sedang punya masalah sendiri," kata Mirza. Saat ini Indonesia memang sibuk dengan jumlah rupiah beredar yang masih di luar kebiasaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini