Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2022 lalu telah diikuti oleh 800.852 peserta. Dari jumlah tersebut, total kuota mahasiswa yang diterima hanya 192.810, menyisihkan sekitar 608.042 peserta lainnya. Bagi mahasiswa yang belum berhasil lolos UTBK, sebenarnya ada satu opsi yang dapat dipilih namun jarang menjadi pilihan utama, yaitu mengambil gap year.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gap year sendiri adalah tahun jeda atau sebuah periode di saat seseorang memutuskan untuk mengambil waktu rehat dari aktivitas pendidikan formalnya. Pelajar yang memilih gap year atau tahun jeda biasanya memiliki alasan seperti ingin bekerja dulu, belum menemukan jurusan yang cocok untuk kuliah, atau karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung untuk melanjutkan kuliah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia sendiri, pilihan untuk mengambil gap year masih kurang familiar dan kurang dianggap wajar. Padahal ada beberapa tokoh dunia yang memilih untuk mengambil gap year, seperti Steve Jobs, JK Rowling, Benedict Cumberbatch, bahkan Albert Einstein.
Mengambil gap year sendiri juga dapat memberikan beberapa manfaat seperti mampu membuat siswa menjadi lebih matang dan dewasa dalam menentukan tujuan, memberikan waktu untuk self reflection, eksplorasi hal-hal baru, dan punya banyak waktu luang untuk mempersiapkan diri menghadapi UTBK di tahun berikutnya.
Namun, menjalani gap year tentunya juga harus dilakukan secara berkualitas. Waktu yang panjang akan berlalu secara sia-sia jika tidak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 19 Agustus 2022, platform edukasi berbasis teknologi, Zenius, telah merangkum beberapa tips dalam menjalani gap year di bawah ini:
Merencanakan Kegiatan Gap Year
Langkah pertama, buatlah list hal-hal yang ingin dilakukan selama gap year lengkap bersama dengan jadwal kegiatannya. Dari segi non akademik, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah pengalaman sekaligus meningkatkan soft skills yang mungkin sebelumnya tidak pernah dipelajari di sekolah. Seperti menggunakan waktu gap year untuk menjadi relawan sebuah kegiatan, menjelajah ke tempat yang belum pernah dikunjungi, atau mencoba membangun usaha sendiri.
Beberapa hal lain yang juga bisa dilakukan untuk memberikan nilai tambah seperti mengikuti kursus bahasa asing, mendaftar magang, atau mencari pekerjaan sampingan.
Menjaga Komitmen selama Gap Year
Untuk menjaga komitmen, para pejuang gap year disarankan membuat roadmap untuk merencanakan kegiatan secara umum selama setahun ke depan. Sementara untuk evaluasi kegiatan setiap harinya dapat dilakukan melalui learning progress.
Selain dari dalam diri, coba jaga komitmen dengan mencari motivasi dari luar. Seperti menyeburkan diri dalam lingkungan yang juga memiliki fokus yang sama. Saat ini, ada banyak grup-grup belajar yang berfokus pada anak-anak gap year. baik offline maupun online yang dapat diikuti.
Bagi Anda para pejuang gap year, Zenius telah meluncurkan gap year manual yang berisi panduan bagi siswa yang ingin mengambil gap year. Panduan ini berisi hal-hal penting yang perlu dilakukan oleh para pejuang gap year mulai dari mempersiapkan mental dan strategi belajar, melatih fundamental skills, hingga belajar UTBK. Agar persiapan lebih maksimal, learning guide ini juga dilengkapi dengan roadmap dan monitoring learning progress and action. Gap year guide ini bisa diunduh secara gratis di di website Zenius.
Jadi, jangan berkecil hati jika kamu termasuk siswa yang belum lolos SBMPTN kemarin. Mungkin, menjadi pejuang gap year adalah jalan ninjamu. Semangat!
Baca: UI, Kampus dengan Nilai Rerata UTBK SBMPTN 2022 Tertinggi