Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tinjau Bendungan Leuwi Keris, Menteri Basuki Ingat Kenangan Ini..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan megaproyek Bendungan Leuwi Keris di Desa Ancol, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, siang ini.

16 Januari 2018 | 15.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Proyek Bendungan Leuwikeris di aliaran Sungai Citanduy, Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, 8 Mei 2017. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tasikmalaya - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan megaproyek Bendungan Leuwi Keris di Desa Ancol, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, siang ini. Bendungan Leuwi Keris merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang mau dibangun pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kemarin yang pertama sudah diresmikan di Raknamo, Kupang, NTT. Ini (Leuwi Keris) jauh lebih besar dari Raknamo, enam kali lebih besar," kata Basuki usai meninjau pembangunan Bendungan Leuwi Keris, Selasa siang, 16 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Basuki menjelaskan kapasitas Bendungan Raknamo sekitar 16 juta meter kubik. Sedangkan Bendungan Leuwi Keris kapasitasnya 81 juta meter kubik. "Jauh lebih besar," katanya.

Manfaat Bendungan Leuwi Keris, menurut Basuki, untuk irigasi Lakbok dan Manganti yang sejak lama terus bermasalah. "Jika hujan pasti kebanjiran. Sejak saya kepala seksi, saya ingat betul Lakbok Irigasion System di Citanduy," ujar Basuki mengenang.

Sungai Citanduy, dijelaskan Basuki, merupakan salah satu sungai yang belum ada bendungannya. Hal ini seperti Sungai Cimanuk sebelum dibangun Waduk Jati Gede. "Sehingga apapun yang terjadi di Citanduy tidak dapat diregulasi. Tidak bisa di-manage airnya. Seperti Ciliwung yang belum ada bendungannya."

Basuki menjelaskan, Bendungan Leuwi Keris satu-satunya bendungan yang akan dibangun di sepanjang aliran Sungai Citanduy. Kementerian PU dulu pernah akan membangun sodetan Citanduy yang berada di sekitar daerah Nusakambangan. "Tapi diprotes masyarakat. Sekarang kalau sudah ada bendungan, mudah-mudahan bisa meregulasi banjir," katanya.

Selain meregulasi banjir, kata Basuki, Bendungan Leuwi Keris bisa menyediakan air baku sebanyak 800 liter per detik untuk wilayah Kota Banjar, Kabupaten/Kota Tasikmalaya. Bendungan ini juga diyakini sanggup menghasilkan listrik sebanyak 2x10 MegaWatt. "Ini listriknya besar. Jadi ini bendungan multi purpose. Ini landscapenya sudah kita atur sejak awal. Bangunan-bangunannya saya minta tidak hanya gedung, tapi sudah memakai desain budaya lokal."

Bendungan Leuwi Keris mulai dibangun sejak Desember 2016. Bendungan ini memakan anggaran sebanyak Rp 1,9 triliun. "Mudah-mudahan bisa selesai paling lambat tahun 2021," kata dia. Progress pembangunan fisik sampai saat ini sudah mencapai 18-19 persen.

Basuki berharap, tidak ada lagi permasalahan dalam pembebasan lahan proyek bendungan ini sehingga bisa dikerjakan secara fokus. Ihwal permasalahan ganti rugi tanah dengan warga Desa Ancol, pembayaran ganti rugi sudah sesuai menurut data yang dikeluarkan tim Apraisal. Oleh karenanya jika masih ada yang belum terima soal ganti rugi lahan, kata Basuki, harusnya menggugat ke pengadilan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus