Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren pelemahan pada pekan lalu. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi mengatakan tren aliran dana keluar atau capital outflow masih terus terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada perdagangan pekan lalu, Imam mencatat ada outflow hingga Rp 3,9 triliun di seluruh pasar. Selain itu, IHSG terkoreksi 1,13 persen ke level 7.114,266 pada pekan perdagangan 25-29 November 2024. Hal itu, kata dia, mencerminkan adanya tekanan jual dari investor asing. “Selain itu, kondisi tersebut menunjukkan kewaspadaaan pelaku pasar terhadap perkembangan global dan domestik yang memengaruhi pergerakan indeks,” kata Imam dalam keterangan resminya, Ahad, 1 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, dari segi global ia mengamati Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) di Amerika Serikat (AS) menunjukkan inflasi yang stabil dan sesuai ekspektasi pasar. Secara tahunan (yoy), PCE Price Index mencatatkan kenaikan 2,3 persen, sesuai dengan konsensus dan lebih tinggi dibandingkan angka bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen. Sementara secara bulanan (mom), PCE Price Index tumbuh 0,2 persen, konsisten dengan bulan sebelumnya dan ekspektasi pasar.
"Peningkatan inflasi PCE di Amerika Serikat, meskipun stabil dan sesuai ekspektasi, dapat memberikan dampak negatif terhadap pasar Indonesia,” ujarnya.
Melonjaknya inflasi itu, menurut Imam, berdampak pada kemungkinan bank Sentral AS atau The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat. Salah satunya dengan menetapkan suku bunga tinggi. Sentimen itu dapat memicu capital outflow lebih lanjut dari pasar saham dan obligasi di Indonesia. Hal itu terjadi karena investor global cenderung melirik aset berbasis dolar AS dengan imbal hasil lebih menarik.
“Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah bisa meningkat, yang dapat memperbesar biaya impor dan memengaruhi stabilitas harga domestik,” kata dia.
Imam juga menyoriti potensi presiden AS terpilih, Donald Trump yang akan menerapkan tarif 25 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta rencana memberi tarif tambahan sebesar 25 persen untuk Cina. Ia berpendapat rencana pengenaan tarif ini dapat memicu perang dagang yang meningkatkan ketidakpastian global.