Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melambungnya harga daging sapi membuat Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi gundah. Soalnya, sejak akhir Juni lalu, dia sudah mengingatkan Perum Bulog agar segera mengimpor daging sapi supaya harganya tak melonjak tinggi. "Paling lambat daging masuk ke Indonesia pekan depan," katanya Kamis dua pekan lalu. Daging impor Bulog diharapkan sudah tersedia pada awal Juli sebelum Ramadan, yang jatuh pada Rabu pekan lalu.
Kenyataannya, Bulog diperkirakan baru bisa mendatangkan 1.000 ton daging beku sepekan menjelang Idul Fitri. Jumlah 1.000 ton itu pun hanya sepertiga dari total penugasan yang diberikan pemerintah. Padahal daging impor itu rencananya akan digelontorkan dalam operasi pasar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi untuk menstabilkan harga menjelang puasa dan Lebaran.
Di pasar, harga daging sapi saat ini telanjur membubung. Di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, harga daging sudah Rp 105 ribu per kilogram. "Naik Rp 10 ribu dari minggu lalu," ujar Muhlik, pedagang daging, Rabu pekan lalu. Sedangkan di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, harganya mencapai Rp 110 ribu. "Daging lokal dan impor harganya sama," ucap Akmal, pedagang setempat. Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harga daging bahkan meroket sampai Rp 125 ribu.
Kepala Perum Bulog Sutarto Alimoeso menjelaskan, daging impor diharapkan menekan harga jadi Rp 75 ribu per kilogram dari harga rata-rata nasional Rp 88.200. Pengiriman pertama sekitar 1.000 ton melalui jalur laut baru berangkat pada Senin pekan ini. "Sampai di sini 25 Juli," katanya di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu pekan lalu.
Bulog juga menempuh jalur udara untuk mempercepat pasokan. Per hari targetnya 20 ton daging beku terkirim. Tapi belum diketahui kapan realisasinya. "Menunggu perizinan karantina di Bandara Soekarno-Hatta," Sutarto menambahkan.
Bulog ditunjuk sebagai stabilisator harga daging sejak pertengahan Mei lalu, terutama menjelang Idul Fitri 2013. Untuk memuluskan jalan Bulog mengerjakan tugas baru itu, terbitlah Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2013 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan pada 28 Mei 2013.
Pada awal Juni, pemerintah menugasi Bulog mengimpor 3.000 ton daging di luar kuota impor daging sekitar 80 ribu ton tahun ini. Tiga ribu ton itu setara dengan tujuh persen dari kebutuhan daging per bulan. Pasokan daging akan diperkuat dengan 109 ribu ekor sapi potong yang disiapkan Kementerian Pertanian. Namun, sampai akhir Juni, Bulog belum kunjung mengimpor daging lantaran Kementerian Pertanian belum mengeluarkan rekomendasi.
Alasannya, Bulog belum bisa menyediakan gudang pendingin sesuai dengan aturan impor Kementerian Perdagangan. "Ini yang ditunggu Kementerian Pertanian," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Kamis pekan lalu. Ia mengakui gudang pendingin luput dari perhatian karena Bulog dibebaskan dari perizinan sebagai importir. "Bulog sudah menyatakan siap menyediakannya."
Sumber Tempo di pemerintahan menuturkan Bulog lamban karena menunggu fasilitas khusus dari pemerintah, misalnya dana dan kemudahan lain, yang tak kunjung tiba. "Istilahnya ditugasi masak enggak dapat privilese," ucapnya. Alih-alih mendapat kemudahan, Kementerian Pertanian dituding tak kooperatif terhadap Bulog.
Menteri Pertanian Suswono menampik jika dinilai tak mau bekerja sama. Dia mengatakan Bulog baru melengkapi persyaratan pada 25 Juni 2013. "Hari itu pula kami langsung menerbitkan surat rekomendasi," katanya Kamis pekan lalu.
Jobpie Sugiharto, Pingit Aria, Ananda Theresia, Bernadette Christina, Ayu Prima Sandi, Rizki Puspita Sari, Tika Primandari, Deden Abdul Aziz (Cianjur)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo