Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Upaya menerampilkan penyiar dll

Multi media training centre (mmtc) di yogyakarta diresmikan presiden soeharto, pusat pendidikan dan latihan karyawan rri dan tvri ini mempunyai sarana yang lebih lengkap dan lebih baik. (md)

3 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RADIO Republik Indonesia bukan hanya tetap di udara. Tapi juga tetap berupaya meningkatkan mutu. Rabu pekan ini sebuah gedung seharga hampir Rp 14 milyar diresmikan Presiden. Multi Media Training Centre (MMTC) begitulah gedung itu disebut. Bangunan yang terletak di km 6 jalan Yogyakarta-Magelang, hanya 1 km dari stasiun TVRI Yogyakarta, dijanjikan menjadi tempat penggemblengan para karyawan RRI dan TVRI. MMTC bukan cuma lebih baik dibandingkan Balai Pendidikan dan Latihan yang dimiliki RRI dan TVRI kini - yang antara terdapat di Jakarta dan Surabaya. Tapi, "Bahkan MMTC lebih lengkap daripada studio TVRI dan RRI Pusat," kata Subrata, Dirjen Radio, Televisi, dan Film (RTF). Di MMTC, mutu karyawan RRI dan TVRI bidang teknis, penyiaran, dan pemberitaan akan ditingkatkan. Syahrir Chili dari TEMPO melaporkan, tak cuma peralatan yang biasanya ada di studio RRI dan TVRI yang terdapat di sana. Misalnya, kamera elektronik audio studio, alat untuk mengedit audio video. Juga, beberapa peralatan dilengkapi dengan sistem semi komputer. Peralatan video tape recorder dan peralatan lampu, misalnya, bekerja dengan sistem program. Ada pula tersedia ruang latihan dan studio peragaan. Di ruang inilah dipraktekkan siaran RRI dan TVRI mirip dengan yang sebenarnya. Sementara itu, di samping kedua ruang adalah ruang observasi. Dari ruang observasi itulah bisa dilihat semua kegiatan latihan dan peragaan. Misalnya, suatu rekaman untuk film TVRI. Langsung bisa dilihat bagaimana rekaman dilakukan di ruang latihan, lalu dalam waktu singkat hasilnya sudah bisa disaksikan di studio peragaan. Misalnya, bagaimana cara kamera mengambil close up. Atau bagaimana kamera mengambil sebuah obyek dari banyak sudut, dan hasilnya semua akan tampak di layar di studio peragaan. Singkat kata, di sini kerja merekam dan hasil rekaman seolah tanpa jarak. Dengan peralatan modern itu yang dijanjikan bukan cuma keterampilan yang diberikan, tapi juga semangat kreativitas, tutur Subrata. Peningkatan sarana pendidikan ini dianggap penting karena RRI dan TVRI merupakan media informasi yang punya dampak luas. Selama ini pendidikan dan latihan karyawan RRI antara lain dilakukan di Jakarta. Persisnya di Balai Pusat Pendidikan dan Latihan RRI, Jalan Antena, Radio Dalam, Jakarta Selatan - gedung yang Sabtu dua pekan lalu untuk sementara diubah menjadi RRI Pusat, akibat RRI yang sebenarnya terbakar (TEMPO 27 Juli, Nasional). Sarana di sini tentu saja belum canggih benar. Jumat malam pekan lalu, misalnya, di ruang pendidikan teknik, satu dari empat neon kelap-kelip nyalanya. Dua puluh lima karyawan RRI dari berbagai studio di seluruh Indonesia yang sedang mendengarkan kuliah pelajaran Elektro tampaknya terganggu dengan nyala neon. "Memang, ada hambatan anggaran dan prasarana untuk pendidikan dan latihan di sini," kata Suwardi, kepala Balai Pendidikan dan Latihan di situ. Dimulai sejak 1976, balai ini sudah melatih 1.300 karyawan RRI - jumlah yang menurut Syamsuddin, kepala Bagian Pendidikan, masih kurang. Sebab, jumlah karyawan RRI terus meningkat, dan tahun ini sudah tercatat sekitar 6.000. Tampaknya, pendidikan dan latihan ini memang sangat diperlukan. Sugeng Riyadi, karyawan teknis RRI Pusat, dua kali pernah digodok di balai ini. Diakuinya, kini kesiapsiagaannya setelah mengikuti pendidikan dan latihan boleh diandalkan. "Paling tidak saya tahu benar bagaimana mengatasi keadaan darurat," katanya. Sayang, ia tak bercerita apa yang dilakukannya ketika RRI terbakar dua pekan lalu itu. Adapun pendidikan dan latihan bagi karyawan TVRI di Jakarta dilakukan di Balai Pendidikan dan Latihan TVRI Senayan. Sejak balai itu dibuka, 1975, hingga kini sudah 2.400 dari 4.800 karyawan TVRI seluruh Indonesia dilatih. Agaknya, TVRI memang lebih mendapatkan prioritas. Dan dengan peralatan yang lebih kompleks, anggaran untuk pendidikan dan latihan karyawan TVRI memang juga mahal. "Rata-rata Rp 2 juta per orang," kata Hoetojo Hoerip, kepala Balai Pendidikan dan Latihan Senayan. Bandingkan dengan biaya yang disediakan buat orang RRI yang hanya berkisar Rp 300.000 -- Rp 800.000 per orang. Tapi seberapa bermanfaat sebenarnya pusat latihan yang baru di Yogyakarta itu ? "MMTC merupakan pemusatan pendidikan dan latihan RRI dan TVRI yang pertama," kata Subrata, Dirjen RTF. Maksudnya, dengan demikian kerja sama RRI dan TVRI, yang sama-sama berada di bawah Departemen Penerangan, bisa lebih baik, misalnya melahirkan gagasangagasan baru. Tadi tampaknva ada masalah, justru menyangkut kecanggihan peralatan di MMTC. Seorang karyawan RRI Pusat yang minta agar tak disebutkan namanya menilai, peralatan modern untuk latihan belum tentu menolong, malah justru bisa menghambat. Yaitu apabila di studio yang sebenarnya peralatan itu ternyata belum dipakai. "Sekarang saja," tuturnya, "yang saya peroleh dari Balai Pendidikan tak bisa saya terapkan di tempat kerja. Sebab, alatnya tak ada." Tapi MMTC telanjur berdiri di tanah seluas 7 ha dengan perlatan yang modern. Pusat latihan ini dibangun sejak zaman Almarhum Ali Moertopo menjadi menteri penerangan. Tepatnya, sejak 1981. Direncanakan, bidang film pun akan mendapat tempat di pusat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus